KBRI Canberra Terus Lakukan Penguatan Bahasa Indonesia di Australia
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA- Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu (KBRI Canberra), Siswo Pramono, menekankan bahwa Bahasa Indonesia sangat strategis dipelajari masyarakat Australia, mengingat intensitas hubungan kedua negara semakin meningkat.
Sebelumnya, Indonesia dan Australia telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA), suatu kerja sama ekonomi yang mampu mempercepat penguatan hubungan ekonomi Indonesia dan Australia.
Dubes Siswo dalam Kuliah Umum bertema “The Rise of Asia: In the Context of Indonesia-Australia Relations” mengatakan bahwa kerja sama ekonomi dan bisnis antara kedua negara dapat terjalin lebih lancar jika pemahaman budaya melalui pendidikan Bahasa Indonesia dapat dipelajari dengan baik.
“Edukasi Bahasa Indonesia yang baik akan membantu masyarakat dan para pebisnis Australia memahami masyarakat Indonesia dengan lebih baik pula, dan oleh karenanya kerja sama ekonomi dapat terjalin semakin berkelanjutan,” tuturnya, di Monash University, Selasa (22/3).
Dalam kuliah umum ini, Dubes menyampaikan apresiasi kepada Monash University sebagai salah satu universitas di Australia yang masih memiliki komitmen tinggi dalam mempertahankan program studi Indonesia dan Bahasa Indonesia.
“Dengan mempertahankan program studi Indonesia dan Bahasa Indonesia, Monash University telah memainkan peranan penting dalam penguatan hubungan Indonesia dan Australia,” jelas Dubes Siswo di hadapan para dosen, peneliti dan mahasiswa.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan bahwa kuliah umum dari Dubes Indonesia dapat memberikan perspektif baru bagi para akademisi dan mahasiswa Monash University.
“Dari paparan Dubes, jelas Bahasa Indonesia bukanlah sekadar alat komunikasi di kedua negara, tapi juga jembatan untuk membangun hubungan yang lebih baik dalam bisnis,” jelasnya.
Najib menyebut, kuliah umum Dubes RI akan dilakukan juga di kampus-kampus lain di Australia dengan menyasar kepada dosen, peneliti dan mahasiswa. “Ini upaya KBRI Canberra membuat Bahasa Indonesia popular kembali di Australia,” tambah Najib.
“Dosen dan peneliti dapat menjadi pemengaruh (opinion leader) bagi masyarakat Australia. Dengan memiliki perspektif baru mengenai Bahasa Indonesia, diharapkan mereka bisa membantu mempromosikan pentingnya Bahasa Indonesia bagi masyarakat Australia. Sementara mahasiswa sebagai aktor masa depan, sangat penting untuk memahami Indonesia dan Bahasa Indonesia sejak dini,” tutur Najib.
KBRI Canberra akan terus mendukung penguatan Bahasa Indonesia di Australia. Saat ini KBRI Canberra telah memiliki kerja sama dengan penerbit terkemuka di Indonesia untuk pengadaan Smart Library yang berisi buku-buku Bahasa Indonesia. Atdikbud Najib menuturkan bahwa perpustakaan elektronik ini dapat digunakan juga oleh mahasiswa dan dosen di Australia.
“Saat ini eranya digitalisasi, termasuk digitalisasi bahan bacaan. Kami telah bekerja sama untuk pengadaan e-library yang berisi buku-buku berbahasa Indonesia, hal ini tentu dapat dimanfaatkan oleh universitas di Australia,” tutup Najib.