Karya Seni Diaspora Indonesia Menyita Perhatian di Pameran Seni Ebru Turki

Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabarbaru, Turki – Karya seni Ebru Pelajar Indonesia di Turki berhasil masuk menjadi salah satu karya seni yang dipamerkan di Pameran Seni Ebru pada 18 Januari 2025 di CSO ADA Ankara, Turki.
Pameran ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kesenian khas Turki yang telah ada sejak zaman kedaulatan Utsmani sampai dengan hari ini.
Pameran ini diikuti oleh 44 peserta dari seniman lokal dan internasional, termasuk Muhammad Rosyidin yang berasal dari Riau, Indonesia.
Rosyid merupakan diaspora Indonesia di Turki yang sedang berkuliah di jurusan studi Agama Islam, Universitas Ankara dengan beasiswa penuh dari Yayasan Wakaf Keagamaan Turki (TDV).
“Sangat bersyukur karena bisa berkontribusi pada pameran seni yang diadakan setiap 10 tahun sekali dan biasanya hanya terdiri dari orang orang Turki saja, namun tahun ini mereka membuka kesempatan untuk Yabanci (orang asing),” ungkap Rosyid tentang kesyukurannya di pameran tersebut.
Di sela waktu kuliahnya, ia juga sangat tertarik dengan kesenian khas Turki yaitu kesenian Ebru, sebuah kesenian khas kesultanan Utsmani yang dilestarikan hingga sekarang.
Seni ini menggunakan teknik meneteskan cat tanah di atas air lalu menjadikannya menyerupai bunga dengan motif seperti; Battal, Gel-git, Tarakli, Akkase, Tulip, Mawar, Karanfil, Sumbul, Bul Bul Yuvası, zemin dan motif lainnya. Jika di Indonesia terdapat kesenian Batik, maka di Turki mereka memiliki kesenian Ebru.
Ketertarikannya dengan kesenian khas Turki ini berawal pada masa pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia termasuk Turki. Di masa itu ia berpikir untuk mengisi waktu kosong itu dengan belajar Ebru.
Kemudian setelah masa Covid-19, ia memperdalam pengetahuannya di bidang ini dengan belajar langsung dari ahlinya di kursus Ebru.
“Perjalanan saya dalam mempelajari seni Ebru dimulai dengan rasa ingin tahu yang besar terhadap seni tradisional Turki ini. Awalnya, saya belajar dari buku dan video tutorial online, kemudian melanjutkan dengan mengikuti workshop dan pelatihan yang diadakan oleh seniman Ebru profesional salah satunya Duygu Orak Hoca,” jelas Rosyid.
Menurutnya kesenian Ebru di Indonesia masih tergolong baru dan belum berkembang. Namun, minat masyarakat Indonesia untuk kesenian ini mulai meningkat.
Oleh karena itu, ia berharap dapat mengembangkan kesenian ini di Indonesia sebagai salah satu bentuk menjaga hubungan baik antara Indonesia dengan Turki melalui karya seni.
“Saya berharap bisa terus memperkenalkan seni Ebru ke lebih banyak orang di Indonesia dan dunia. Saya juga bercita-cita untuk menjadi seorang mentor bagi generasi muda yang ingin mempelajari seni ini. Selain itu, saya ingin menghasilkan karya-karya Ebru yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan mendalam yang menginspirasi banyak orang.” tutup Rosyid.