Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Driver Ojek Online Lulusan S2 : Siapa yang Salah?

Fadila Rizky Setiaputri.

Jurnalis:

Penulis : Fadila Rizky Setiaputri (Mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Program Studi Matematika)

Driver ojek online (ojol) sedang menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini karena viralnya video TikTok yang diunggah oleh pengguna @zzyourmajesty yang memperlihatkan beberapa dari mereka merupakan lulusan S2. Fenomena ini mengundang tanda tanya besar, apakah pendidikan tinggi tidak menjamin masa depan kita cerah? Atau justru sistem pendidikan dan pasar kerja kita yang salah dalam menyerap tenaga kerja berpendidikan tinggi?

Jasa Penerbitan Buku

Realitanya, gelar akademik yang selama ini kita anggap sebagai tiket emas menuju karier gemilang ternyata tak selalu berbanding lurus dengan kesempatan kerja yang tersedia. Di tengah persaingan ketat dan kondisi ekonomi Indonesia yang sepenuhnya belum pulih, banyak lulusan perguruan tinggi yang harus mencari alternatif penghidupan, bahkan melamar di sektor informal seperti ojek online. Kondisi ini seolah menjadi cermin retaknya sistem pendidikan dan pasar kerja kita yang belum mampu menyelaraskan kebutuhan dengan kompetensi lulusan.

Persaingan ketat dalam mencari pekerjaan ini bukan hanya antar sesama lulusan perguruan tinggi, tetapi juga dengan para pencari kerja dari berbagai latar belakang yang jumlahnya jauh melebihi ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai. Banyak perusahaan yang membatasi penerimaan, sementara lulusan baru terus bertambah setiap tahun. Akibatnya, mereka terpaksa menerima pekerjaan di luar bidang keahlian atau bahkan di sektor informal demi bertahan hidup. Kondisi ini memunculkan pertanyaan mendalam mengenai seberapa efektifnya sistem pendidikan kita dalam mempersiapkan lulusan menghadapi realitas pasar kerja. Apakah selama ini fokus kita hanya pada gelar dan teori, tanpa memastikan lulusan memiliki keterampilan yang dibutuhkan pasar? Atau jangan-jangan, struktur ekonomi kita belum mampu menciptakan lapangan kerja yang memadai untuk mengakomodasi lulusan-lulusan tersebut?

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sinergi yang lebih baik antara dunia pendidikan dan dunia industri. Kurikulum perguruan tinggi perlu disesuaikan kembali agar tidak hanya mengedepankan teori, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Selain itu, pemerintah dan pelaku bisnis harus bersama-sama menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang berkualitas, sehingga lulusan tidak lagi terjebak dalam pekerjaan yang jauh dari bidang keahliannya. Dunia pendidikan juga perlu menanamkan fleksibilitas dan kecakapan beradaptasi agar siap menyongsong perubahan zaman serta dinamika ekonomi yang terus bergerak. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan gelar pendidikan tinggi kembali menjadi jembatan menuju masa depan yang cerah, bukan sekadar selembar kertas yang sulit diterjemahkan ke dalam dunia kerja nyata.

Viralnya kisah lulusan S2 yang terpaksa menjadi driver ojek online bukan sekadar cerita unik atau anekdot belaka, melainkan refleksi atas masalah sistemik yang perlu segera dibenahi. Pendidikan tinggi harus kembali pada fungsinya sebagai jembatan kesempatan, bukan menjadi ladang frustrasi bagi para lulusannya. Sudah saatnya kita bersama-sama melakukan perubahan nyata mulai dari kebijakan pendidikan, pengembangan lapangan kerja, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia agar setiap gelar benar-benar membuka pintu masa depan yang layak dan bermartabat. Karena di balik setiap gelar, ada harapan dan mimpi yang layak diperjuangkan.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store