Ayam Geprek Aa, dari Gang Sempit Jadi Favorit Kuliner Mahasiswa dan Karyawan

Editor: Khansa Nadira
Kabar Baru, Jakarta – Meski terletak di sebuah gang sempit di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Ayam Geprek Aa berhasil membuktikan bahwa lokasi bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan usaha kuliner.
Dengan rasa khas, strategi pemasaran dari lisan ke lisan, serta konsisten menjaga kualitas, warung makan ini selalu dipadati pelanggan.
Pemilik Ayam Geprek Aa memulai usahanya pada 2019 dengan menjual berbagai menu seperti nasi bakar, nasi kuning, hingga nasi pecel.
Menjelang akhir tahun, ia mencoba menjual ayam geprek meski awalnya hanya laku satu hingga dua ekor per hari.
Berbekal promosi dari anak-anak kos yang tinggal bersamanya, menu ayam geprek perlahan mendapat banyak penggemar.
Namun, ketika usaha mulai berkembang, pandemi melanda pada Februari 2020 sehingga kedai terpaksa tutup selama setahun.
Saat kembali beroperasi pada 2021, popularitas Ayam Geprek Aa justru melejit hingga diliput oleh UKI TV.
Pemilik kemudian memutuskan pindah dari lokasi awal yang menggunakan sistem bagi hasil ke tempat baru di Jalan Ja Ani Nasir, Cawang, di belakang Dewi Sartika.
Lokasi baru ini terbukti strategis karena menjadi favorit karyawan kantor di siang hari dan anak-anak kos di malam hari.
Pelanggan datang dari berbagai perusahaan besar di sekitar kawasan, mulai dari BNI, Starbucks, Panasonic, hingga klinik Amalia.
“Terkenal nih ke orang-orang kantor depan, pokoknya BNI, Starbucks, Panasonic, BSI, Madani Tour, klinik Amalia, sekitaran situ tuh makan di sini,” ujar Aa, Selasa (16/9).
Rahasia Dapur Geprek Aa
Menurut pemilik, kunci sukses usahanya terletak pada kualitas bahan baku dan konsistensi rasa.
1. Ukuran dan Kualitas Ayam
Ayam yang digunakan berukuran besar dan selalu segar. “Pagi-pagi beli ayam ke pasar baru dipotong, masih panas, gue bawa ke sini gue cuci, gue marinasi, langsung masak lah. Prosesnya dijamin sangat higienis dan bersih,” jelasnya.
2. Bahan Baku Premium
Semua bahan mulai dari cabai, minyak, hingga terigu dipilih secara ketat. “Minyak, terigu juga bukan yang murah,” tambahnya.
3. Konsistensi Rasa
Meski harga bahan baku melonjak, ukuran dan harga jual tetap dipertahankan. “Biarlah untung tipis yang penting pelanggan tetap setia,” ujarnya.
Pemilik juga menekankan pentingnya mental kuat dan kesiapan modal bagi siapa saja yang ingin memulai usaha.
“Risikonya pasti jualan ga habis dan ga mungkin buat besok lagi,” tambahnya.
Testimoni Pelanggan
Kesuksesan Ayam Geprek Aa tidak lepas dari kesetiaan para pelanggannya. Alesia (21), mahasiswi, sudah menjadi pelanggan sejak 2023. Ia menyukai rasa sambal yang khas serta potongan ayam berukuran besar.
“Saya mengetahui tempat geprek ini awalnya karena emang lokasinya sejalan sama kosan saya dan iseng-iseng untuk nyoba. Karena bingung mau makan apa, itu problem biasa untuk anak kos jadi pas pulang ngampus saya coba beli ternyata enak, jadi saya ketagihan dan kalau mau makan ayam geprek selalu makan disana,” ungkap Alesia.
Sementara itu, Demina (20), pelanggan sejak 2022, menilai keunggulan Geprek Aa terletak pada rasa dan keramahan pemilik.
“Geprek Aa memiliki rasa yang pas dengan sambal dan gepreknya menjadi sebuah perpaduan rasa yang sangat pas di lidah kita orang Indonesia,” katanya.
Baik Alesia maupun Demina awalnya mengenal Geprek Aa secara kebetulan, namun kini menjadikannya pilihan utama untuk menikmati ayam geprek.
Selain menu andalan ayam geprek, kedai ini juga menawarkan ayam kremes, ayam bakar, ikan goreng, dan ikan bakar, menambah variasi pilihan bagi para pelanggan.(*)
Reporter: Maria Helena (Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia, kini magang di kabarbaru.co)