Aktivis Forum Pemuda Gorontalo Diteror Usai Bongkar Jaringan Mafia Batu Hitam

Jurnalis: Redaksi Gorontalo

Kabar Baru, Gorontalo– Koordinator Forum Pemuda Gorontalo, Zasmin Dalanggo, yang mengapresiasi langkah cepat Polri dalam menindaklanjuti laporan terkait pengiriman ilegal batu hitam, kini justru mendapatkan ancaman serius. Ancaman ini muncul setelah Forum Pemuda Gorontalo menyerahkan bukti-bukti kuat terkait dugaan keterlibatan sejumlah pihak dalam praktik ilegal tersebut.

Zasmin mengungkapkan, ancaman tersebut datang dari nomor tak dikenal melalui pesan singkat. Isi pesan tersebut merendahkan upaya penegakan hukum dan menunjukkan arogansi para pelaku yang merasa kebal hukum. Salah satu pesan berbunyi, “kok udah pada diam, biasa koar-koar di media, kenapa udah takut yah? Bro, Kendi ama Robin itu orang kuat dalam bisnisnya, begitu juga si Warsono.”

Ancaman lain yang diterima Zasmin bahkan bernada lebih intimidatif: “Mending pulang kampung aja, ngapain lama-lama di Jakarta. Mau buat laporan ataupun koar-koar di media nggak ngaruh buat bos kami.”

Zasmin menilai pesan-pesan ini memperlihatkan betapa besar dan kuatnya jaringan mafia batu hitam, hingga mereka merasa tidak tersentuh hukum.

“Ucapan salam pesan itu membuktikan ada bekingan besar di balik bisnis kotor ini. Mereka berani menantang hukum, bahkan menyepelekan laporan ke Mabes Polri,” tegas Zasmin, Rabu (20/08/2025).

Ia mendesak Polri segera menetapkan tersangka dan memanggil semua pihak yang terlibat, termasuk pihak ekspedisi yang diduga memfasilitasi pengiriman barang ilegal tersebut.

Zasmin juga menyoroti peran Kapolda Gorontalo yang baru saja dilantik, berharap agar Kapolda tidak terlibat dalam praktik koruptif dan bertindak tegas dalam membersihkan praktik ilegal. Forum Pemuda Gorontalo memastikan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.

“Kasus ini jangan sampai berhenti di meja laporan. Ini adalah ujian nyata komitmen Polri dalam memberantas mafia dan jaringan gelap yang sudah terlalu lama merajalela di Gorontalo,” pungkas Zasmin, yang kini merasa terancam akibat keberaniannya membongkar praktik ilegal tersebut.

Jurnalis: Pengki Djoha