Kejam! Ternyata PBNU Ikut Merusak Pulau Raja Ampat

Jurnalis: Masudi

Kabar Baru,Malang– Ahmad Fahrur Rozi, yang akrab disapa Gus Fahrur, tengah menjadi perbincangan publik setelah diketahui menjabat sebagai komisaris di PT Gag Nikel, sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Papua Barat Daya. Gus Fahrur sendiri merupakan pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, sekaligus menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU untuk periode 2022–2027.

Sorotan terhadap Gus Fahrur mencuat setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan dugaan pelanggaran lingkungan dalam kegiatan tambang yang dilakukan PT Gag Nikel di Pulau Gag. Dugaan ini membuat publik mempertanyakan posisi tokoh agama tersebut dalam struktur perusahaan yang kini tengah diperiksa pemerintah.

Keterlibatan seorang tokoh keagamaan dalam dunia bisnis, khususnya tambang, memicu berbagai respons dari masyarakat. Sebagian pihak menilai bahwa kehadiran Gus Fahrur di jajaran komisaris bisa mencederai kredibilitas lembaga keagamaan jika perusahaan tersebut terbukti melakukan pelanggaran serius terhadap lingkungan.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Gus Fahrur terkait posisinya di PT Gag Nikel maupun tanggapannya atas temuan KLHK. Namun, kasus ini membuka diskusi lebih luas mengenai transparansi dan etika jabatan publik serta peran tokoh agama dalam dunia industri.

Pemerintah sendiri masih terus mendalami temuan di lapangan, dan publik menanti langkah-langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan sanksi terhadap perusahaan maupun individu yang terlibat, jika terbukti melanggar aturan.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) memang dari dulu ngebet untuk mengelola tambang meskipun akhirnya Bahlil Lahadalia menteri ESDM memberikan konsesi tambang kepada organisasi keagamaan khususnya kepada organisasi Nahdlatul Ulama (NU)

Tambang yang dikerjakan oleh petinggi NU adalah PT Gag Nikel yang tercatat sebagai pengelola tambang di Raja Ampat yang hari ini dikritik oleh beberapa elemen karena dianggap merusak lingkungan.