Tantangan Dunia Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19
Editor: Ahmad Arsyad
Kabar Baru, Opini- Saat ini pandemi covid-19 mulai beranjak pergi dari hadapan kita, aturan-aturan pemerintah yang mengharuskan memakai masker sudah mulai dilonggarkan atau tidak diwajibkan kepada masyarakat khususnya di negeri tercinta ini, kecuali berada di tempat yang tertutup masih diharuskan menggunakan masker untuk mengantisipasi penularan bakteri.
Mayoritas masyarakat sudah berlomba-lomba untuk mencari cuan kembali, tetes keringat mulai membasahi pelipis mereka. Dasi yang awalnya berserakan di atas meja sudah mulai dililitkan kembali. Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan sudah kembali aktif seperti di pengaturan awal yaitu dengan sistem tatap muka, rasa rindu sudah dapat terobati oleh pelaku pendidikan.
Pada awal mula pandemi covid-19 para masyarakat seolah-olah hidup dengan banyak aturan, sehingga sebagian orang beranggapan kita hidup di balik penjuru besi dunia. Asumsi-asumsi bertebaran mengenai virus yang mematikan sehingga menyebabkan ketakutan tersendiri bagi sebagian penduduk bumi. Kabar kematian membisingkan telinga, sehingga seseorang yang awalnya tenang menjadi semakin tercekam di saat itu.
Akibat pandemi ini memang sangat besar, yaitu mulai dari perekonomian warga yang merosot secara perlahan-lahan hingga menyebabkan berbagai macam permasalahan. Yang tak kalah besar dampaknya yaitu dalam hal kependidikan, karena sejak pandemi melanda proses pembelajaran menjadi tidak efektif sama sekali. Pembelajaran mulai dibatasi dengan memberlakukan pembelajaran daring. Oleh sebab itu, semua lembaga baik dari tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi sekalipun terpaksa memberlakukan sistem daring.
Dalam dunia pendidikan, sistem daring sudah mulai diterima oleh kalangan pelajar apalagi di perguruan tinggi, meskipun pada awal pandemi covid 19 banyak keluhan-keluhan yang terlontarkan dari mereka, mulai dari masalah jaringan, paket internet, dll. Sehingga dengan adanya pandemi membawa pesan tersendiri bagi kita.
Untuk generasi rebahan khususnya para pelajar, hari ini kita sudah melewati masa-masa yang menakutkan, yaitu kembali ke setting awal yang semula kita hidup tanpa banyak aturan dari pemerintah terkait virus corona. Tatap muka sudah diberlakukan, tentunya hati kita merasa senang dan terharu mendengar semua itu.
Namun, rasa malas masih bersemedi dari jiwa kita, sistem daring menjadikan para pelajar sudah terobsesi khususnya para kalangan mahasiswa. Kenyamanan mulai melekat dan sulit untuk dilepas kembali dengan adanya sistem daring dalam kegiatan belajar mengajar. Karena pada waktu itu pada saat pembelajaran berlangsung kita bisa melakukannya dengan sangat enjoy dan tak perlu merasa khawatir jika guru menyuruh kita untuk menjawab soal-soal terkait pembelajaran. Salah satu yang dilakukan kita saat pelajaran berlangsung sembari berbaring di atas kasur yang empuk, hanya bermodal handphone dan internet.
Sikap sopan santun dan menghargai ilmu sudah memudar akibat pandemi, karena guru di saat menyampaikan materi kita sebagai pelajar terkadang masih berguling-guling di tempat tidur dengan balutan selimut yang penuh kehangatan. Sehingga ilmu yang didapatkan kurang bermanfaat.
So, kita sebagai pelajar sudah terhanyut di dalamnya. Rebahan menjadi sebuah kenyamanan tersendiri dalam melakukan pekerjaan. Mengapa demikian? Karena sudah banyak fakta yang terbukti dengan permasalahan ini, yaitu dengan adanya para pelajar terkadang masih memilih dan mengutamakan sistem daring untuk proses pembelajaran meskipun dari pihak pemerintah dan pihak lembaga pendidikan sudah memberlakukan sistem tatap muka. Sehingga rasa malas jika digambarkan dengan grafik yang awalnya berada di tengah-tengah, setelah pandemi semakin meningkat dan tak karuan.
Apakah rasa malas kita biarkan begitu saja, dan tak perlu dibasmi seperti covid 19 ini? Tentunya kita sebagai pelajar harus mempunyai kemauan untuk bisa berubah menjadi lebih baik, jangan biarkan pandemi ini merubah keadaan kita dan terhipnotis. Jadikan masa pandemi sebagai peringatan dan teguran yang diberikan Tuhan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Ubah mindset yang awalnya kita dikenal sebagai kaum rebahan menjadi generasi yang membawa perubahan. Jiwa semangat kita pupuk kembali untuk mengejar masa depan. Jangan jadikan sistem daring menjadi jalan keluar untuk tidak kembali berperan.
Dibalik dampak negatif yang ada, tentu terdapat dampak positif yang mengikutinya akibat pandemi covid 19, yaitu masyarakat lebih menjaga kesehatan dan pola kebersihan. Semua itu juga melekat di kehidupan masyarakat setelah terjadi pandemi.
*) Penulis adalah Faizah, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIN Madura.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co