Resepsi Satu Abad NU dan Menimbang Tantangan Abad Kedua

Editor: Ahmad Arsyad

Kabar Baru, Opini- Resepsi peringatan satu abad NU menjadi perhelatan besar yang akan diselenggarakan tahun ini, tepatnya pada tanggal 07 Februari 2023. Perhelatan besar tersebut akan dilangsungkan di Sidoarjo dengan semua konsep cukup matang dan tentunya menjadi moment bersejarah bagi semua umat nahdliyin.

Satu aspek yang perlu diketahui adalah bahwa sebelum rangkaian resepsi tersebut dilangsungkan sudah ada beberapa agenda khusus yang memang sengaja dibuat jauh-jauh hari dengan bentuk beragam. Semua agenda tersebut bahkan sudah sukses terlaksana dalam beberapa waktu terakhir.

Harlah Satu Abad NU merupakan agenda besar untuk menandai berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yang terhitung dalam kalender hijriah. Dengan semangat kebesaran menjaga dan merawat keislaman dalam Indonesia maka perlu peringatan besar untuk menyongsong kesiapan dan konsisten NU dalam menjaga stabilitas moderasi beragama.

Dalam rangka menyambut peringatan Harlah tersebut yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2023, juga telah disiapkan tema khusus yakni “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”. Tema ini tentu juga sejalan dengan hadits Rasulullah SAW tentang lahirnya pembaharu di setiap satu abad.

Gus Yahya saat ini menjadi ketua Umum PBNU tentu memilliki beberapa visi misi cukup kuat dalam mengeksplor semua tantangan. Pihaknya mengakui bahwa ada banyak yang telah dipersiapkan perhelatan tersebut dan tentunya membutuhkan spirit bersama sebagai representasi kualitas dan kontribusi NU dalam peradaban.

Lantas diluar semua agenda besar dan meriah ini tentu ada beberapa aspek yang tidak kalah penting untuk dibahas, yakni apa saja tantangan selanjutnya khususnya pada era abad ke dua usia NU tersebut dengan perkembangan zaman saat ini. Sehingga perhelatan tersebut tidak hanya menjadi sekedar momentum biasa.

Keterlibatan Dan Kontribusi Nahdlatul Ulama Dalam Bidang Strategis Dan Luas

Hal pertama yang perlu untuk dipertimbangkan terkait tantangan dalam abad kedua ini adalah keterlibatan organisasi NU dalam semua aspek yang berhubungan langsung dengan masalah-masalah strategis dan tentunya sangat dibutuhkan saat ini. Sehingga NU bisa mengambil peran penting selain bidang keagamaan.

Seperti yang telah diketahui bahwa memasuki usia satu abad ini maka juga bersamaan dengan beberapa masalah serius dan menjadi ancaman semua pihak jika tidak diatasi dengan baik. Misalnya seperti kasus pandemic covid 19, maka NU tentu perlu mengambil posisi sebagai salah satu organisasi keislaman yang mampu berkontribusi dalam bidang kesehatan. Selain mampu berkembang secara maksimal dalam wadah untuk mendukung program pemerintah jika terjadi masalah kesehatan nasional, keterlibatan kader NU yang mampu menjadi ahli dibidang kesehatan akan mampu menjadi tangga penting kemajuan. Inilah bentuk nyata kontribusi yang wajib untuk terus dikembangkan.

Selain permasalagan kesehatan nasional NU juga dihadapkan dengan tantangan lain mulai dari ekonomi, lalu kesenjangan bahkan pendidikan yang ada di lingkungan global wajib menjadi wacana penting dan terus mampu menjadi pembahasan dan pembenahan dari sisi nahdlatul ulama. Inilah harapan dan tantangan utama serta visi dan misi menurut gus Yahya.

Untuk bisa memanfaatkan semua moment penting inilah maka NU wajib mengerahkan semua kadernya untuk terus berkembang. Apalagi menurut Gus Yahya ada banyak sekali intelektual Muslim NU dengan kapasitas serta kemampuan yang sebenarnya mampu untuk  berkontribusi lebih dalam proses penyelesaian masalah-masalah tersebut.

Namun aspek ini tidak bisa direalisasikan sebab masih terbatasnya akses dan beberapa mekanisme penting tahapannya. Oleh sebab itulah maka saat ini menurut gus Yahya merupakan waktu paling pas dan cocok untuk mengembangkan semua potensi kader NU dengan keahlian beragam agar bisa memberikan dampak secara akumulatif berdasarkan tantangan di masa depan.

Hal tersebut tentu terus dibenahi, mulai dari apa yang telah dilakukan oleh gus Yahya sebagai ketua PBNU untuk membawa dan mengajak semua elemen kader berkualitas tersebut. Khususnya intelektual NU untuk ikut serta dalam mengatasi dan memberikan kontribusi nyata sehingga mampu bergerak sebagai lokomotif baru dari Nahdlatul Ulama untuk menyelesaikan beberapa persoalan pelik.

Dengan adanya mekanisme tersebutlah maka harapan besar semua hal yang berkaitan langsung dengan konsistensi NU dalam menjaga konsep beragama yang moderat dan damai tentunya bisa dikembangkan lagi dalam bentuk kontribusi lebih nyata. Sehingga semua kader NU yang memang berkualitas bisa memberikan dan memiliki ruang untuk terus berbenah.

Semua permasalahan tersebut dengan akses harapan besar diatas tentu bukan merupakan aspek mudah serta gampang untuk direalisasikan. Akan tetapi lewat momentum perjalanan NU yang telah mencapai umur satu abad ini maka gus Yahya yakin bahwa masih ada harapan besar NU yang mampu berkontribusi lebih dalam segala bentuk kekuatan kadernya.

Keterlibatan Nahdlatul Ulama Dalam Geopolitik

Pertimbangan selanjutnya mengenai tantangan yang wajib untuk diperhatikan setalah perhelatan satu abad NU ini adalah momentum keterlibatan organisasi NU dalam semua aspek terkait perkembangan dan kebijakan dari sistem geopolitik internasional. Hal ini menjadi semakin perlu untuk dilakukan mengingat kondisi politik internasional juga menjadi isu penting dengan pengaruh besar kepada semua element masyarakat. Alasan utama mengapa aspek geopolitik ini penting untuk diperhatikan adalah kondisi global tentunya tidak akan lepas dari aturan elite penting. Posisi NU tentunya tidak hanya bisa menjadi penonton dan merasakan dampak kebijakan tersebut, akan tetapi wajib ikut serta dalam semua mekanisme dan permainan geopolitik internasional. Meski hal tersebut sangat sulit akan tetapi hal ini menjadi satu impian besar NU untuk lebih berkontribusi pada kondisi peradaban saat ini.

Sebab jika nahdlatul ulama tidak mengambil tindakan serta tempat dalam pergerakan geopolitik maka secara tidak langsung hanya NU hanya akan menjadi korban dari semua keputusan sepihak elite tersebut. Bahkan semua mekanisme ini masuk menjadi visi dan misi besar PBNU dengan beberapa program prioritas. Salah satu agenda besar bertajuk R20 atau Religion 20 merupakan langkah nyata NU sebagai bentuk kontribusi pemikiran secara intelektual berbasis agama untuk memberikan solusi terkait penyelesaian beberapa masalah penting global yang terus berkembang dan semakin parah saat ini.

Acara ini telah sukses dilaksanakan di Bali bersamaan dengan agenda G20 Indonesia. Dalam acara R20  tersebut NU mengundang tokoh agama penting dan berpengaruh dari seluruh dunia, serta semua intelektual muslim NU dan tentunya NU akan terus menjadi inisiator penting keterlibatan acara tersebut.

Satu contoh permasalahan global yang tentu memiliki hubungan besar dengan kondisi geopolitik internasional adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Perang ini tentu menjadi salah satu peristiwa dengan dampak besar khusunya pada aspek stabilitas ekonomi dunia secara universal. Ada banyak sekali negara tumbang dan mulai mengalami resesi, dan tentunya hal ini tidak lepas dari kejadian tersebut.

Nahdlatul Ulama tentu paham dan merasakan dampak permasalahan tersebut, melalui acara R20 maka turut menjadi pembuktian bahwa NU bisa menjadi inisiator yang baik untuk menyelesaikan dan memberikan sumbangsih pemikiran secara agama dan intelektual dalam permasalahan tersebut.

Masih ada banyak lagi sebenarnya beberapa tantangan besar Nahdlatul Ulama ketika telah menginjak pada abad ke dua, mulai dari pengembangan teknologi hingga beberapa aspek terkait kondisi iklim global.

*) Penulis adalah Adwin Hakim Waliulhaq, Mahasiswa Doktor Studi Islam Uin Sunan Ampel Surabaya.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co