Petani Rugi di Tengah Mahalnya Beras, Ada Apa?

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Ironis di tengah melonjaknya harga beras di pasaran, para petani padi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, justru menjerit karena tak memperoleh keuntungan maksimal dari hasil panen.
Kondisi ini dipicu oleh kembali maraknya peran tengkulak dalam rantai distribusi gabah petani, menyusul meredupnya pendampingan aparat, dalam pengawasan dan pengawalan penjualan hasil panen.
Sejumlah petani di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, mengeluhkan hasil panen yang buruk serta harga jual yang tak menguntungkan. Serangan hama seperti tikus, wereng cokelat, hingga babi hutan memperparah situasi, ditambah lagi dengan mahalnya harga pupuk dan pestisida yang semakin membebani mereka.
Namun, yang paling disesalkan para petani adalah jatuhnya harga gabah karena kembali dikuasai tengkulak. Harga yang ditawarkan jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan tidak ada lagi intervensi dari pemerintah seperti sebelumnya.
“Kalau dulu ada aparat yang bantu kawal, gabah kami dibeli pemerintah dan harganya bagus. Sekarang pembelinya tengkulak, harganya langsung anjlok,” kata Syamsudin, salah satu petani setempat, Rabu (23/7/2025).
Sebagai informasi, pemerintah menetapkan HPP untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram, dan gabah kering giling (GKG) Rp8.000 per kilogram. Namun, petani di lapangan kerap menjual gabah ke tengkulak dengan harga di bawah standar, bahkan selisihnya mencapai Rp50.000 per kuintal.
“Katanya harga bagus, tapi kenyataannya kami tetap buntung. HPP itu seperti tidak berlaku di lapangan karena pemerintah tidak lagi membeli langsung dari petani,” lanjut Syamsudin.
Situasi ini makin mengkhawatirkan mengingat produksi padi petani juga menurun. Minimnya jumlah anakan dan gangguan organisme pengganggu tanaman berdampak pada hasil panen yang tidak maksimal.
Sementara itu, harga beras di wilayah Purwakarta terpantau tinggi. Untuk beras kualitas medium, harganya berkisar Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogram. Sedangkan beras premium dijual antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram di pasaran. (*)