Dorong Implementasi Ideologi Pancasila, Begini Kata Cak Udin Dihadapan Wali Santri

Jurnalis: Ramdani
Kabar Baru, Malang – M. Hasanuddin Wahid, Anggota Komisi X DPR RI tak hentinya mendorong implementasi ideologi Pancasila, terutama di kalangan wali santri. Ia menuturkan, Pesantren telah menggembleng pemahaman yang kuat tentang nilai Pancasila dan cinta tanah air yanh cukup berdampak pada keluarga yang notabene bernuansa Pesantren.
Ia menuturkannya melalui kunjungannya ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in di Kota Malang, Pria yang akrab disapa Cak Udin ini menyampaikan bahwa wali santri harus menjadi Pancasilais sejati, dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila.
“Santri selalu Pancasilais! Tidak ada Pondok Pesantren, Kiai, atau Bu Nyai yang tidak mengajarkan cinta terhadap tanah air dan bangsa. Di mana pun ada Pesantren santri, dan wali santri, mereka menjadikan Pancasila sebagai ideologi dasar negara,” seru pria yang juga Sekretaris Jenderal PKB, Sabtu (29/7/2023).
Cak Udin mempercayai bahwa setiap nilai sila dalam Pancasila pasti diamalkan langsung dalam pembinaan santri di Pesantren. Misalnya, dalam pelajaran mudzakarah dan bahtsul masail, nilai-nilai musyawarah yang terkandung dalam sila keempat Pancasila diajarkan secara mendalam dan akan dibawa pada keluarganya di rumah.
Semua nilai-nilai ini diajarkan tanpa intervensi pemerintah. Tak heran jika Cak Udin menyatakan bahwa santri dan wali santri lebih Pancasilais daripada kelompok lainnya.
“Santri diajari untuk saling tolong-menolong tanpa memandang agama, dan mereka diajari semua sila-sila Pancasila. Pesantren mengajarkan semua ini tanpa bantuan negara. Mereka dan keluarganya akan lebih Pancasilais daripada kelompok lainnya,” ujar Cak Udin.
Lebih lanjut, ia menuturkan, kemungkinan beberapa pondok pesantren disusupi oleh paham ekstremis, persentasenya cenderung kecil. Terlebih jika pondok pesantren tersebut beraliran Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, atau aliran pesantren lain yang meyakini Ahlussunah Wal Jamaah.
“Kita harus menjadikan pondok pesantren menjadi tempat yang inklusif dan terbuka bagi semua pihak. Jika ada pondok pesantren yang mengajarkan paham ekstremis, itu berarti telah melanggar hakikat dari pesantren itu sendiri,” pungkasnya.
Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa pondok pesantren telah memberikan dedikasi besar dalam perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia. Alih-alih mencurigai, lebih penting melibatkan masyarakat pesantren dalam memperkokoh ideologi Pancasila.
“Banyak pejuang dari pesantren seperti Laskar Sabilillah Hisbullah, dan mereka yang berperang pada peristiwa 10 November dulu, termasuk Kiyai dan santri. Ketika kita belum memiliki tentara yang cukup kuat, pesantren turut serta bergabung. Justru perlu mengajak mereka untuk bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh masyarakat,” tutur Cak Udin.