DKUPP Purwakarta Tingkatkan Kapasitas SDM Koperasi Merah Putih Lewat Bimtek

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas sumber daya manusia (SDM) Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih, di Ballroom Hotel Intan Purwakarta, mulai Selasa 14 hingga 16 Oktober 2025.
Kegiatan yang diikuti oleh para ketua atau perwakilan koperasi Merah Putih dari seluruh desa dan kelurahan di Purwakarta ini bertujuan meningkatkan kapasitas SDM dan pemahaman pengurus dalam mengelola koperasi secara profesional dan berkelanjutan.
Kepala DKUPP Kabupaten Purwakarta Hariman melalui Kabid Koperasi, Lusiana Madiyasari, mengatakan bahwa pelaksanaan bimtek merupakan langkah strategis dalam memperkuat kelembagaan koperasi di daerah.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membekali para pengurus dengan pemahaman yang komprehensif tentang tata kelola, perencanaan usaha, dan pelaporan keuangan koperasi agar dapat berjalan sesuai regulasi,” ujarnya.
Lusiana menyebut, hingga saat ini telah terbentuk 192 koperasi Merah Putih di Kabupaten Purwakarta, terdiri dari 183 koperasi desa dan 9 koperasi kelurahan. Seluruh koperasi tersebut telah berbadan hukum dan aktif menjalankan kegiatan usaha.
Karena keterbatasan anggaran, pelaksanaan bimtek dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berlangsung 14–16 Oktober 2025 dengan 96 peserta, dan tahap kedua akan dilaksanakan 21–23 Oktober 2025 dengan jumlah peserta yang sama.
Selama tiga hari kegiatan, peserta mendapatkan materi dari narasumber Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, termasuk dari tim Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, Pelatihan, Perkoperasian dan Wirausaha (P3W).
“Hari pertama difokuskan pada tata kelola koperasi, penyusunan rencana strategis, manajemen risiko, serta pembuatan SOP dan business model koperasi. Hari kedua membahas inovasi usaha, penyusunan proposal, serta manajemen pemasaran. Sedangkan hari terakhir diisi dengan materi tentang perencanaan keuangan, penyusunan RAPBK, akuntansi, dan analisis laporan keuangan,” jelas Lusiana.
Ia menambahkan, bimtek juga disertai pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta.
“Kegiatan ini sangat penting, karena sebagian besar koperasi Merah Putih dibentuk secara cepat berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Banyak pengurus yang belum sempat mendapatkan pelatihan dasar, sehingga melalui bimtek ini mereka dapat memahami kembali prinsip dan praktik koperasi yang benar,” tuturnya.
Menurut Lusiana, koperasi Merah Putih di Purwakarta diarahkan untuk bergerak di sektor usaha riil, bukan simpan pinjam.
“Fokusnya pada usaha seperti sembako, gas, dan pupuk. Ke depan memang ada rencana pengembangan ke sektor simpan pinjam, salah satunya untuk membantu masyarakat menghindari praktik rentenir atau bank emok,” katanya.
Lusiana berharap, para peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan sungguh-sungguh dan mengaplikasikan hasil bimtek di koperasi masing-masing.
“Koperasi merupakan wadah ekonomi bersama. Pengurus harus amanah dan transparan dalam mengelola usaha, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh anggota dan masyarakat sekitar,” pungkasnya. (*)