Cerdas Gunakan AI, Tingkatkan Literasi Digital

Jurnalis: Redaksi Gorontalo

Kabar Baru, Opini – Kemajuan teknologi telah membawa kita pada era baru yang serba cepat, praktis, dan otomatis. Salah satu inovasi paling menonjol adalah hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang kini digunakan di berbagai sektor: pendidikan, bisnis, kesehatan, hingga hiburan. Namun, pertanyaannya: apakah generasi muda siap menyikapi kehadiran AI dengan bijak?

Di media sosial, makin banyak anak muda yang menggantungkan diri pada AI—dari mengerjakan tugas, menulis konten, hingga mengambil keputusan sehari-hari. Tak jarang, hasil dari AI diterima mentah-mentah tanpa evaluasi. Kecepatan menjadi nilai utama, sementara kedalaman berpikir makin ditinggalkan.

Padahal, AI tetaplah alat bantu. Tanpa kemampuan berpikir kritis dan literasi digital yang baik, teknologi canggih bisa berubah menjadi bumerang. Contohnya, ketika AI menyebarkan informasi palsu yang tak diverifikasi, atau saat karya orisinal manusia tergeser oleh hasil instan mesin.

Literasi Digital Bukan Sekadar Bisa Pakai

Generasi muda perlu dibekali lebih dari sekadar kemampuan teknis. Mereka butuh literasi digital yang menyeluruh—mulai dari kesadaran etis, pemahaman dampak sosial, hingga keberanian untuk bertanya:

“Apakah ini benar?”

“Apakah ini adil?”

“Siapa yang diuntungkan atau dirugikan?

Teknologi tidak bisa dihentikan. Tapi cara kita menggunakannya bisa diarahkan. Literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis, tapi juga soal kesadaran dan tanggung jawab di balik setiap klik yang dilakukan.

Waktunya Literasi Digital Naik Kelas

Sudah saatnya literasi digital di sekolah, kampus, dan komunitas naik kelas—lebih dari sekadar pelatihan teknis, menjadi pembentukan karakter digital yang kritis dan beretika. Sebab generasi yang benar-benar melek digital bukan hanya yang bisa menggunakan AI, tapi yang mampu mengarahkan AI untuk kebaikan bersama.

(Amelia/kabarbaru.co)