AISOLA Sabet Penghargaan di Talenta Wirausaha BSI 2025: Dorong Akses Energi Bersih untuk Desa Terpencil

Jurnalis: Masudi

Kabar Baru,Jakarta-— Inovasi energi terbarukan berbasis kecerdasan buatan karya anak bangsa kembali mencuri perhatian nasional. Adalah AISOLA, solusi panel surya pintar yang berhasil meraih penghargaan dalam program Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2024–2025, pada ajang puncak Awarding Night yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (26/6/2025).

AISOLA bukan sekadar perangkat teknologi, melainkan jawaban atas kebutuhan akses energi bersih dan efisien, khususnya di pesantren dan desa-desa terpencil. Produk ini dikembangkan oleh tim dari PT Hayago Robotika Indonesia, startup teknologi yang juga dikenal lewat inovasi AITOMA—sistem predictive maintenance untuk industri manufaktur.

AISOLA dirancang sebagai perangkat pelacak matahari otomatis (solar tracker) yang mampu meningkatkan efisiensi panel surya hingga 30%. Selain itu, sistem ini dilengkapi fitur pemantauan energi secara real-time berbasis kecerdasan buatan, yang memungkinkan pengguna mengetahui performa panel, estimasi penghematan, serta potensi gangguan operasional langsung melalui dashboard digital.

“Kami percaya, energi bersih bukan hanya isu teknologi, tapi juga keadilan akses. AISOLA hadir untuk menjawab kebutuhan energi di tempat-tempat yang selama ini terabaikan, seperti pesantren-pesantren kecil di pelosok atau desa yang belum terjangkau listrik PLN,” ujar Muhammad Hariz Izzuddin, Direktur PT Hayago Robotika Indonesia dan Wakil Ketua HIPMI PT Surabaya.

Lebih dari itu, Hariz juga menegaskan bahwa AISOLA bukanlah produk komersial semata. Fokus utama pengembangannya adalah sebagai bagian dari kontribusi sosial perusahaan, dengan pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility). AISOLA ditujukan untuk menggandeng mitra-mitra strategis, mulai dari NGO, perusahaan energi, hingga lembaga keagamaan untuk memperluas distribusi dan dampaknya.

“Kami ingin menjadikan AISOLA sebagai simbol keberpihakan teknologi terhadap masyarakat. Bukan hanya dijual, tapi disumbangkan, dikembangkan bersama, dan digunakan untuk mengubah kehidupan,” tambah Hariz, yang juga dikenal sebagai sosok technopreneur muda yang tumbuh dari kampus.

Muhammad Khusnul Khuluq, CTO AISOLA, menyampaikan bahwa seluruh sistem dikembangkan dengan pendekatan user-friendly. Dengan antarmuka sederhana dan fitur otomatis, pengguna dari kalangan non-teknis pun dapat memanfaatkan AISOLA dengan mudah.

“Teknologi seharusnya bisa diakses siapa pun. Kami menyusun AISOLA dari nol dengan prinsip kesederhanaan dan efisiensi. Modulnya plug-and-play, datanya bisa dipantau lewat dashboard, dan jika ada gangguan, sistem langsung memberi notifikasi. Ini seperti asisten pintar bagi panel surya Anda,” jelas Khusnul.

Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2024–2025 sendiri diikuti oleh 9.661 peserta dari seluruh Indonesia, dan menjadi bagian dari program BSI Sustainable Movement yang mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan nilai maqashid syariah. Program ini bertujuan melahirkan wirausaha muda yang tidak hanya berorientasi profit, tapi juga memiliki nilai sosial dan keberlanjutan.

Setelah melalui serangkaian tahapan panjang mulai dari onboarding, pelatihan, bootcamp, hingga presentasi di hadapan juri nasional, sebanyak 12 finalis terbaik dari empat kategori ditetapkan sebagai pemenang dan berhak atas total hadiah sebesar Rp750 juta serta berbagai dukungan lanjutan seperti pelatihan bisnis, business matching, dan pameran tingkat nasional dan internasional.

Dalam sambutannya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Maman Abdurrahman, menegaskan pentingnya peran wirausaha muda dalam pembangunan ekonomi nasional.

“Pemberdayaan wirausaha muda berbasis nilai-nilai syariah berperan strategis dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan. Mudah-mudahan melalui acara seperti ini akan semakin banyak lahir talenta-talenta muda, para pejuang yang ingin berwirausaha dengan semangat dan mental yang kuat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa lebih dari 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM, dan 97% tenaga kerja nasional diserap oleh sektor ini. Namun Indonesia membutuhkan UMKM yang naik kelas, yang mampu mengadopsi inovasi dan bersaing di pasar regional maupun global.

Kemenangan AISOLA menjadi bukti bahwa inovasi berdampak tidak hanya lahir dari korporasi besar, tetapi juga dari semangat, keberanian, dan visi besar wirausaha muda. Dengan latar belakang kampus, namun mentalitas industri, Hariz dan tim Hayago Robotika menunjukkan bahwa generasi muda mampu menjadi pelopor solusi untuk masalah energi, lingkungan, dan inklusi sosial.