Heboh! Jumlah TKA China di PT IMIP Setara dengan Warga Satu Kecamatan

Jurnalis: Listiani Safitri

Kabar Baru, Jakarta – Isu membeludaknya tenaga kerja asing (TKA) asal China di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, kembali mencuat.

Seorang mantan karyawan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) membongkar fakta mengejutkan terkait jumlah dan besaran gaji pekerja asing di sana, bahkan untuk posisi petugas kebersihan sekalipun.

Pria yang menggunakan nama samaran “Mr X” ini menuturkan pengalamannya saat bekerja di perusahaan tersebut pada periode 2015 hingga 2016.

Dalam tayangan kanal YouTube Rakyat Bersuara ia menyebut populasi TKA China di sana menyamai jumlah penduduk satu kecamatan.

“Jumlahnya hampir setara dengan masyarakat satu Kecamatan Bahodopi. Kurang lebih ada 5.000 orang,” ungkap Mr X.

Pekerjaan Kasar Diisi TKA

Mr X menyoroti fakta bahwa ribuan TKA tersebut tidak hanya mengisi pos tenaga ahli atau profesional.

Perusahaan ternyata juga mendatangkan ratusan pekerja asing hanya untuk melakukan pekerjaan kasar (unskilled labor), seperti menyapu jalanan.

Ia mendeskripsikan penampilan khas para petugas kebersihan asing tersebut.

Mereka bekerja menyapu jalanan kawasan industri secara manual menggunakan sapu besar dan mengenakan topi caping, tanpa bantuan teknologi mesin pembersih canggih.

“Mungkin untuk pemberdayaan SDM, mereka memakai tenaga manusia. Jumlah tukang sapu ini mencapai ratusan,” tambahnya.

Gaji Fantastis Petugas Kebersihan

Hal yang paling memicu sorotan publik adalah ketimpangan pendapatan. Mr X mengaku sempat mewawancarai para pekerja tersebut melalui bantuan penerjemah.

Ia menemukan fakta bahwa gaji seorang tukang sapu asal China mencapai angka fantastis, yakni 8.000 Yuan atau setara Rp16–17 juta per bulan.

Manajemen menerapkan sistem pembayaran khusus bagi mereka. Perusahaan mengirimkan 50 persen gaji dalam mata uang Yuan langsung kepada keluarga pekerja di negara asal.

Sementara itu, pekerja menerima sisa 50 persennya dalam bentuk Rupiah untuk biaya hidup di Indonesia.

Pengakuan ini memicu diskusi hangat mengenai kualifikasi tenaga kerja asing dan perlindungan tenaga kerja lokal di tengah serbuan investasi asing di Tanah Air.