UTM dan Kemenaker RI Teken Kerja Sama Penguatan SDM Siap Kerja

Jurnalis: Khotibul Umam
Kabar Baru, Bangkalan — Universitas Trunojoyo Madura (UTM) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, disertai kuliah tamu bertema “Menyiapkan SDM Unggul dan Adaptif di Era Transformasi Ketenagakerjaan Nasional”, Kamis, (04/12/25)
Kegiatan ini berlangsung di Gedung R.P. Muhammad Noer dengan menghadirkan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Prof. Dr. Cris Kuntadi.
Dalam paparannya, Prof. Cris menegaskan bahwa masa transisi dari dunia kampus ke dunia kerja kerap menjadi fase paling membingungkan bagi para lulusan.
“Biasanya ketika seseorang lulus itu senang, tetapi setelah itu bingung mau ke mana. Nah, kami hadir memberikan solusi, supaya begitu lulus mereka tidak bingung—mereka bahagia, bahkan bahagia sekali,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Kemenaker saat ini menghadirkan Super Apps ‘Super FM’ melalui platform siapkerja.com dan naker.id. Aplikasi ini menyediakan beragam fasilitas dan hub bagi para lulusan, bahkan bagi mahasiswa yang masih menempuh studi.
Salah satunya adalah Career Hub yang memuat lebih dari 1 juta peluang kerja. Selain itu, tersedia Magang Hub yang kini memasuki batch ke-3 dengan sekitar 25.000 peluang magang dan total 28.700 lowongan yang telah dibuka oleh berbagai perusahaan. Program ini ditujukan untuk lulusan D1 hingga S1 sebagai langkah awal memenuhi permintaan industri yang membutuhkan tenaga berpengalaman.
Tak hanya itu, ada Skill Hub yang menyediakan pelatihan gratis untuk peningkatan kompetensi, serta fasilitas sertifikasi berstandar BNSP yang diakui nasional dan internasional.
Bagi mahasiswa maupun lulusan yang ingin meniti karier di luar negeri, Kemenaker juga menyediakan program shining overseas dan pelatihan melalui BLK untuk penempatan ke Jepang dan Korea. “Kerja sama kami dengan Jepang sangat luas. Ibaratnya, 100.000 orang pun bisa terserap,” jelas Prof. Cris.
Ia juga menyoroti peran UTM melalui Pusat Studi PKK (Pusat Kewirausahaan dan Karir). Menurutnya, UTM telah berhasil membekali mahasiswa dengan pola bisnis, pengembangan usaha hingga pemasaran. “Ini luar biasa dan patut dicontoh,” tambahnya.
Kemenaker juga memiliki program **Tenaga Kerja Mandiri (TKM)** untuk mencetak tenaga kerja mandiri. Peserta dilatih dan dibiayai pada tahap awal, kemudian diberikan pelatihan lanjutan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran agar lebih kompetitif.
Terkait angka pengangguran, Prof. Cris menyampaikan bahwa tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi masih berada di angka lebih dari 6%. Namun demikian, tahun ini angka pengangguran secara umum mengalami penurunan 0,9%, meski masih menyisakan sekitar 7,6 juta penganggur. “Kami terus bekerja sama dengan berbagai kementerian, BUMN, dan pihak swasta untuk membuka peluang kerja seluas-luasnya,” tegasnya.
Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Safi, menyampaikan bahwa MoU ini menjadi tonggak penting dalam upaya kampus menghadirkan lulusan yang benar-benar siap memasuki dunia kerja maupun dunia industri.
“Kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan ini kami lakukan untuk memperkuat ekosistem kampus dalam menyiapkan SDM yang unggul, adaptif, dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri nasional maupun global. Kami ingin memastikan mahasiswa UTM tidak hanya lulus, tetapi juga siap kerja, siap berwirausaha, dan siap bersaing di era transformasi ketenagakerjaan,” tegas Prof. Safi.
n — Universitas Trunojoyo Madura (UTM) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, disertai kuliah tamu bertema “Menyiapkan SDM Unggul dan Adaptif di Era Transformasi Ketenagakerjaan Nasional”, Kamis, (04/12/25)
Kegiatan ini berlangsung di Gedung R.P. Muhammad Noer dengan menghadirkan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Prof. Dr. Cris Kuntadi.
Dalam paparannya, Prof. Cris menegaskan bahwa masa transisi dari dunia kampus ke dunia kerja kerap menjadi fase paling membingungkan bagi para lulusan.
“Biasanya ketika seseorang lulus itu senang, tetapi setelah itu bingung mau ke mana. Nah, kami hadir memberikan solusi, supaya begitu lulus mereka tidak bingung—mereka bahagia, bahkan bahagia sekali,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Kemenaker saat ini menghadirkan Super Apps ‘Super FM’ melalui platform siapkerja.com dan naker.id. Aplikasi ini menyediakan beragam fasilitas dan hub bagi para lulusan, bahkan bagi mahasiswa yang masih menempuh studi.
Salah satunya adalah Career Hub yang memuat lebih dari 1 juta peluang kerja. Selain itu, tersedia Magang Hub yang kini memasuki batch ke-3 dengan sekitar 25.000 peluang magang dan total 28.700 lowongan yang telah dibuka oleh berbagai perusahaan. Program ini ditujukan untuk lulusan D1 hingga S1 sebagai langkah awal memenuhi permintaan industri yang membutuhkan tenaga berpengalaman.
Tak hanya itu, ada Skill Hub yang menyediakan pelatihan gratis untuk peningkatan kompetensi, serta fasilitas sertifikasi berstandar BNSP yang diakui nasional dan internasional.
Bagi mahasiswa maupun lulusan yang ingin meniti karier di luar negeri, Kemenaker juga menyediakan program shining overseas dan pelatihan melalui BLK untuk penempatan ke Jepang dan Korea. “Kerja sama kami dengan Jepang sangat luas. Ibaratnya, 100.000 orang pun bisa terserap,” jelas Prof. Cris.
Ia juga menyoroti peran UTM melalui Pusat Studi PKK (Pusat Kewirausahaan dan Karir). Menurutnya, UTM telah berhasil membekali mahasiswa dengan pola bisnis, pengembangan usaha hingga pemasaran. “Ini luar biasa dan patut dicontoh,” tambahnya.
Kemenaker juga memiliki program **Tenaga Kerja Mandiri (TKM)** untuk mencetak tenaga kerja mandiri. Peserta dilatih dan dibiayai pada tahap awal, kemudian diberikan pelatihan lanjutan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran agar lebih kompetitif.
Terkait angka pengangguran, Prof. Cris menyampaikan bahwa tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi masih berada di angka lebih dari 6%. Namun demikian, tahun ini angka pengangguran secara umum mengalami penurunan 0,9%, meski masih menyisakan sekitar 7,6 juta penganggur. “Kami terus bekerja sama dengan berbagai kementerian, BUMN, dan pihak swasta untuk membuka peluang kerja seluas-luasnya,” tegasnya.
Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Safi, menyampaikan bahwa MoU ini menjadi tonggak penting dalam upaya kampus menghadirkan lulusan yang benar-benar siap memasuki dunia kerja maupun dunia industri.
“Kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan ini kami lakukan untuk memperkuat ekosistem kampus dalam menyiapkan SDM yang unggul, adaptif, dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri nasional maupun global. Kami ingin memastikan mahasiswa UTM tidak hanya lulus, tetapi juga siap kerja, siap berwirausaha, dan siap bersaing di era transformasi ketenagakerjaan,” tegas Prof. Safi.
Insight NTB
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
IDN Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







