Nelayan Mengeluhkan Ketidakadilan Pengisian BBM Bersubsidi di Sungai Rengas

Jurnalis: Arif Muhammad

Kabar Baru, Kubu Raya – Para nelayan di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, merasa dirugikan oleh ketidaksesuaian dalam pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Mereka menduga adanya manipulasi data dokumen kapal, karena secara fisik, kapal yang mengisi BBM bersubsidi berukuran besar, diduga berkapasitas di atas 50 Gross Tonnage (GT). Padahal, syarat untuk mendapatkan BBM bersubsidi adalah kapal dengan kapasitas maksimal 30 GT.

Seorang nelayan di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Kecamatan Sungai Kakap, Desa Sungai Rengas, menceritakan pengalamannya beberapa hari lalu. “Kami tidak mendapatkan jatah solar subsidi karena sudah dibeli oleh kapal besar yang diduga berkapasitas 50 GT. Kami merasa diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi,” kata nelayan tersebut yang enggan disebutkan namanya. “Kami berharap Pertamina segera menindaklanjuti pemilik kapal tersebut dan instansi terkait yang memberikan izin.” Ujarnya pada, Kamis, (1/8).

Keluhan ini diungkapkan oleh banyak nelayan yang beroperasi di Sungai Rengas. Mereka mengharapkan pemerintah memeriksa dan mengawasi distribusi BBM subsidi di daerah mereka dengan lebih ketat. “Ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal keadilan bagi kami yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan di sungai ini,” ujar seorang nelayan dengan nada kecewa.

Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi. Namun, mereka diharapkan segera mengklarifikasi masalah ini serta mengambil langkah konkret untuk memastikan distribusi BBM subsidi sesuai ketentuan yang berlaku.

Masalah distribusi BBM subsidi yang tidak sesuai bukanlah hal baru di beberapa daerah. Kejadian ini menambah daftar tantangan yang dihadapi para nelayan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Diperlukan tindakan cepat dan transparansi dari pihak terkait untuk mengatasi keluhan ini agar kepercayaan masyarakat terhadap program subsidi BBM tetap terjaga.