Surat Terbuka Warga Raas: Kami Mencari Manajer Listrik, Bukan Kolektor Mesin Rusak

Jurnalis: Rifan Anshory

Kabar Baru, Opini – Kepada seluruh pihak yang bertanggung jawab, dari pucuk pimpinan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur hingga Manajer ULP Kangean dan operator di lapangan, Pulau Ra’as mengirimkan jeritan yang sudah terlalu lama terabaikan.

Berdasarkan laporan berulang dari warga dan media, krisis listrik di kepulauan ini telah beranjak dari insiden menjadi kegagalan sistemik yang memalukan.

Ra’as seolah-olah sengaja dibiarkan berada dalam kondisi “sering wafat,” hanya hidup di bawah janji usang yang tak kunjung terwujud. Pemadaman yang terjadi hampir setiap hari, dengan durasi lama dan tanpa jadwal yang pasti seperti yang diakui oleh warga setempat bukan hanya mengganggu aktivitas rumah tangga, tetapi juga menghancurkan perangkat elektronik dan memukul mundur pelaku usaha kecil.

Klaim bahwa pemadaman terbaru disebabkan oleh gangguan pada generator mesin 2 dan 4 PLTD Ra’as yang membutuhkan perawatan hanyalah dalih yang mengulangi siklus ketidakberesan.

Jika kerusakan teknis terus berulang, pertanyaan utamanya adalah: Mengapa standar perawatan dan manajemen aset di PLTD Ra’as begitu rendah?

Masyarakat kini menaruh curiga, jangan-jangan PLTD Ra’as hanya dijadikan tempat “koleksi” mesin-mesin bekas atau mesin-mesin yang sudah rentan rusak, yang hanya digilir tanpa pernah menjamin keandalan layanan.

Warga tidak peduli dengan polemik BBM yang tercampur atau alasan teknis internal yang kami butuhkan adalah tindakan nyata dan permanen untuk mewujudkan janji layanan listrik 24 jam yang telah lama didambakan.

Desakan dari warga Ra’as sudah sangat jelas, seperti yang disampaikan oleh Subhan Aziz: solusi jangka panjang satu-satunya adalah penambahan mesin baru yang andal.

Ini adalah pengakuan pahit bahwa upaya tambal sulam selama ini telah gagal total. Kami meminta pertanggungjawaban yang jujur, bukan sekadar permohonan maaf atau penolakan tuduhan.

Kami menuntut evaluasi total terhadap manajemen dan perawatan PLTD Ra’as, kepastian jadwal perbaikan atau penggantian mesin yang terus-menerus “wafat,” dan yang paling utama, pengakhiran segera terhadap kondisi “rumah hantu” gelap gulita dan penuh ketidakpastian ini.

Jangan biarkan warga Ra’as terus merana dan merasa hak dasar mereka atas listrik diabaikan. Kami mencari manajer listrik yang kompeten, bukan sekadar kolektor mesin rusak.