Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Surat Cinta untuk Ibu Bupati Ponorogo

kabarbaru.co

Jurnalis:

Kabar Baru, Opini— Ibu Bupati yang kami hormati, Izinkan kami menyampaikan sebuah “surat cinta” dari warga Ponorogo yang masih percaya bahwa masa depan daerah ini tidak boleh dibiarkan tenggelam dalam kabut ketidakpastian. Surat ini lahir bukan dari rasa benci ataupun pesimisme, melainkan dari kepedulian dan harapan yang begitu besar. Kami mencintai Ponorogo, dan seperti halnya seseorang yang mencintai, kami ingin melihat daerah ini tumbuh menjadi lebih baik, lebih bersih, dan lebih bermartabat.

Peristiwa yang baru saja mengguncang pemerintahan daerah kita, sebuah badai yang telah menandai senjakala demokrasi di masa kepemimpinan Bapak Bupati Sugiri Sancoko. Tentu ini menjadi momentum yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Operasi tangkap tangan yang menyeruak beberapa waktu lalu bukanlah sekadar kasus hukum; ia adalah alarm besar yang menandai perlunya reorganisasi total dalam tubuh birokrasi Ponorogo. Ibarat sebuah bangunan tua yang retaknya sudah sampai ke pondasi, perbaikan tidak cukup dilakukan di permukaan. Ia membutuhkan pembenahan struktural yang menyentuh akar permasalahan.

Jasa Penerbitan Buku

Sebagai warga, kami tidak ingin mengulang siklus keprihatinan yang sama dari tahun ke tahun. Kami tidak ingin lagi mendengar birokrasi disebut lamban, tidak responsif, atau terjebak dalam praktik-praktik yang mencederai integritas. Karena itu, kami menaruh harapan besar kepada Ibu sebagai pemimpin baru: harapan akan lahirnya transformasi birokrasi yang modern, efektif, efisien, dan berintegritas tinggi.

Ibu Bupati, perubahan bukan hanya persoalan mengganti orang; perubahan adalah membongkar pola lama yang tidak sehat, membersihkan ruang-ruang terselubung tempat praktik koruptif tumbuh, dan membangun kembali budaya kerja birokrasi yang berpijak pada tanggung jawab moral. Kami berharap Ibu berkenan melihat kejadian ini sebagai titik balik, bukan sekadar catatan kelam. Sebuah titik di mana Ponorogo bisa memulai lembaran baru.

Dalam surat cinta ini, izinkan kami menyampaikan beberapa harapan yang kami percaya juga dirasakan banyak warga:

Pertama, kami ingin pelayanan publik yang lebih sederhana dan mudah dijangkau. Tidak ada lagi prosedur berbelit, tidak ada lagi birokrasi yang terasa seperti labirin. Digitalisasi layanan perlu dipercepat, namun juga disertai pendampingan agar tidak meninggalkan mereka yang kurang melek teknologi.

Kedua, kami ingin pengisian jabatan berbasis meritokrasi, bukan kedekatan politik. ASN yang profesional dan berkompeten harus diberi ruang untuk bekerja optimal tanpa tekanan eksternal.

Ketiga, kami ingin terbentuknya budaya integritas yang mengalir dari pucuk pimpinan hingga level terbawah. Integritas tidak cukup menjadi slogan; ia harus hadir dalam tindakan nyata, mulai dari transparansi anggaran hingga komitmen terhadap akuntabilitas publik.

Ibu Bupati, peristiwa OTT kemarin bisa menjadi fajar baru jika Ibu berani melangkah lebih jauh. Ponorogo membutuhkan pemimpin yang tidak hanya menghadapi masalah, tetapi juga menciptakan arah baru yang lebih menjanjikan. Warga sudah lelah dengan arogansi kekuasaan, dengan simbol-simbol pembangunan yang tidak menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Kami ingin pembangunan yang berpihak, pemerintahan yang mendengar, dan birokrasi yang melayani, bukan dilayani.

Kami tahu tugas itu tidak mudah. Kami tahu ada banyak kepentingan yang mungkin mencoba menekan atau mempengaruhi. Namun kami juga percaya, kepemimpinan yang kuat selalu lahir dari keberanian mengambil keputusan, terutama di saat-saat genting seperti ini. Ponorogo memiliki potensi yang luar biasa: budaya, sumber daya manusia, ekonomi kreatif, hingga semangat gotong royong yang mengakar kuat di masyarakat. Semua itu akan bermakna hanya jika dibarengi tata kelola pemerintahan yang bersih.

Surat cinta ini adalah bentuk dukungan, bukan desakan. Bentuk kepercayaan, bukan kecurigaan. Kami percaya Ibu dapat membawa Ponorogo keluar dari bayang-bayang masa kelam dan menuntunnya menuju masa depan yang lebih terang. Semua mata tertuju pada langkah Ibu, dan semua hati berharap Ibu memilih langkah yang tepat.

Dengan penuh harap dan cinta kepada tanah kelahiran, Saya dan tentunya warga Ponorogo yang ingin melihat Reog berjaya kembali.

Penulis adalah Mohammad Iqbalul Rizal Nadif, Pengurus PB PMII.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store