Puluhan Jurnalis Sumenep Belajar Dunia Kemigasan di Migas Corner ITS — SKK Migas

Jurnalis: Rifan Anshory

Kabar Baru, Surabaya — Puluhan jurnalis dari Kabupaten Sumenep mengunjungi Migas Corner di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (3/11).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempelajari secara langsung dunia kemigasan melalui Migas Corner, pusat edukasi hulu migas hasil kolaborasi ITS — SKK Migas.

Mewakili Rektor ITS, Dr. Ir. Machsus menyatakan, keberadaan Migas Corner memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan masyarakat luas, terutama di Jawa Timur yang dikenal sebagai produsen gas terbesar kedua setelah Papua Barat.

“Migas Corner akan menjadi pusat edukasi yang bermanfaat bagi mahasiswa ITS dan universitas lain di Jawa Timur. Jawa Timur adalah tulang punggung produksi migas nasional,” ujar Machsus.

Ia menambahkan, ITS dalam waktu dekat akan membuka program studi baru Teknologi Pertambangan sebagai langkah memperkuat peran perguruan tinggi dalam pengembangan sektor energi dan pertambangan.

“Sudah saatnya perguruan tinggi di Jawa Timur terlibat langsung dalam mengembangkan potensi migas dan tambang, termasuk di kawasan Madura,” katanya.

Machsus berharap ke depan generasi muda Madura dan Jawa Timur tidak lagi sekadar menjadi penonton dalam kegiatan eksplorasi migas, melainkan turut berperan aktif di dalamnya.

“Harapan kami, anak-anak kita nanti menjadi bagian dari SKK Migas, industri perminyakan, dan sektor energi nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan, mengapresiasi ITS yang telah memfasilitasi kunjungan jurnalis Sumenep ke Migas Corner.

“Kegiatan ini penting agar media memahami langsung proses hulu migas, sehingga informasi yang disampaikan ke masyarakat akurat dan edukatif,” kata Anggono.

Ia menjelaskan, keberadaan Migas Corner di ITS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan literasi energi masyarakat, khususnya dalam memahami perbedaan antara kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas, baik di darat maupun di laut.

Anggono menegaskan, kegiatan eksplorasi migas, termasuk survei seismik, sepenuhnya dilakukan untuk kepentingan negara sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.

“Kontraktor migas hanya bertugas mencari data. Bila tidak ditemukan cadangan, seluruh biaya menjadi tanggung jawab kontraktor,” jelasnya.