Pernyataan Bahlil Soal Negara Maju Babat Hutan Kembali Viral Pasca Banjir Sumatra

Jurnalis: Listiani Safitri
Kabar Baru, Jakarta – Sebuah video lama yang menampilkan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, kembali viral di media sosial setelah bencana banjir bandang dahsyat melanda Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar).
Dalam potongan video tersebut, Bahlil menyampaikan pandangannya mengenai program hilirisasi dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia saat berbicara dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 pada 4 Juni lalu.
Video yang diunggah oleh Muhammad Said Didu di akun @msaid_didu tersebut memicu beragam komentar dari warganet.
Bahlil dalam video itu mempertanyakan mengapa ada pihak yang merasa terganggu ketika Indonesia mulai mengeksploitasi sumber daya alamnya, termasuk hutan dan tambang, demi kesejahteraan rakyat.
“Negara-negara lain pada saat era 40-an, 50-an, dan 60-an, mereka banyak hutan juga, mereka juga punya tambang banyak, semua mereka punya banyak,” ujar Bahlil.
Ia menambahkan, saat negara-negara tersebut belum maju seperti sekarang, mereka mengambil sumber daya alam mereka.
“Hutannya dibabat, tambangnya diambil dan mungkin lingkungan mereka saat itu tidak lebih baik dari apa yang kita lakukan sekarang,” ujarnya.
Bahlil kemudian bertanya “Siapa yang memprotes mereka saat itu?”
Pernyataan ini menuai kritik tajam. Seorang warganet dengan akun @Hnedri, misalnya, menuliskan bahwa sebagai manusia cerdas, kita harus “berlaku Ihsan terhadap makhluk lain,” termasuk “rumah gajah, harimau, dan burung-burung cantik yang tinggal di Hutan.”
Netizen lain, @ardianTaka, juga menyanggah klaim Bahlil, menyebutkan bahwa negara maju sebenarnya mengeksploitasi negara lain, bukan alamnya sendiri, dengan menulis “Negara maju mana yang eksploitasi alamnya? Yg ada negara maju itu eksploitasi negara lain yang pemimpinnya Bodoh.”
Sementara kontroversi video tersebut memanas, Bahlil Lahadalia menyampaikan duka cita mendalam atas korban banjir yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar, dalam acara Talkshow Aksi Nyata untuk Bumi Lestari di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat (28/11) lalu.
Bahlil berjanji akan menata kembali regulasi terkait pengelolaan lingkungan, khususnya di sektor pertambangan.
“Saya khususnya di sektor pertambangan akan melakukan tindakan, langkah-langkah yang terukur, untuk bagaimana bisa menjaga pengelolaan tambang yang ramah lingkungan,” ucapnya.
Bahlil juga berjanji pihaknya akan segera mengecek tudingan yang menyebut banjir tersebut akibat aktivitas tambang ilegal.
Banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar terjadi akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Bencana ini tidak hanya membawa air, tetapi juga lumpur dan gelondongan kayu yang menghantam permukiman warga.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Jumat (28/11) sore, total korban meninggal dunia mencapai 174 orang.
Korban meninggal di Aceh tercatat 25 orang (25 hilang), Sumut 116 orang (42 hilang), dan Sumbar 23 orang (12 hilang).
Insight NTB
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
IDN Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







