Menuju 52 Tahun KNPI: Wujudkan Persatuan, Menjemput Masa Depan Bangsa

Editor: Bahiyyah Azzahra

Kabar Baru, Opini – Hari Lahir Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada tanggal 23 Juli mendatang bukan hanya momen peringatan historis, tetapi juga ajang refleksi mendalam bagi seluruh pemuda Indonesia.

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks – mulai dari krisis iklim, ketimpangan sosial, disrupsi teknologi, hingga krisis moral – pemuda Indonesia dituntut tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku perubahan.

KNPI sebagai wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan, telah mengukir sejarah panjang dalam mengawal arah kebijakan bangsa. Namun, fragmentasi internal yang terjadi selama ini telah menggerus semangat kolektif dan memperlemah daya dorong pemuda secara nasional.

Momentum Harlah KNPI adalah saat yang tepat untuk kembali kepada jati diri: pemuda sebagai agen pemersatu, bukan pemecah belah. Kini saatnya menyingkirkan ego sektoral, menyudahi perpecahan, dan menjadikan KNPI sebagai rumah besar yang menyatukan semangat, bukan membagi arah.

Refleksi ini membawa kita pada satu kesimpulan: Tanpa persatuan, tidak ada kekuatan. Tanpa kekuatan, pemuda akan kehilangan peran.

Sejalan dengan Ketua Umum DPP KNPI M. Ryano Panjaitan , dalam tiap kesempatan selalu berpesan Pemuda Indonesia hari ini harus berani melangkah ke depan — menjadi pelopor perubahan, penjaga integritas, dan motor pembangunan. Dengan semangat gotong royong, kolaborasi lintas sektor, serta keberanian menghadapi perpecahan, pemuda bisa menjadi kekuatan transformasional bangsa.

KNPI bersatu adalah simbol harapan. KNPI yang solid adalah prasyarat utama kebangkitan gerakan pemuda.

Mari jadikan harlah KNPI sebagai titik balik:
Dari perpecahan menuju persatuan.
Dari simbolik menuju gerakan nyata.
Dari stagnasi menuju kebangkitan.

Saatnya Pemuda Bicara, Bergerak, dan Bersatu untuk Indonesia Raya!

Speed, Smart, Solid !!

*Penulis adalah Rian Simanjuntak, Ketua DPP KNPI Bidang Penggalangan Opini.