Editor: Bahiyyah Azzahra

Kabar Baru, Opini – Industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia terus mengalami perubahan pesat seiring berkembangnya teknologi, perubahan gaya hidup, dan semakin kritisnya konsumen terhadap apa yang mereka konsumsi. Dalam satu tahun ke depan, sektor F&B diprediksi menjadi salah satu industri yang paling dinamis dan inovatif. Artikel ini mengulas bagaimana tren pasar F&B bergerak ke depan serta peluang bisnis yang dinilai paling potensial.

1.  Pergeseran Gaya Hidup dan Munculnya “Healthy Eating Culture”

Kesadaran terhadap kesehatan meningkat drastis pasca pandemi. Konsumen kini tidak hanya fokus pada rasa, tetapi juga komposisi nutrisi.

• Menu rendah gula dan rendah kalori semakin
• Minuman sehat seperti cold-pressed juice, kombucha, hingga infused water mengalami peningkatan permintaan.
• Protein bowl, salad bar, hingga menu diet menjadi pilihan praktis masyarakat

Tren ini bukan lagi kebutuhan sementara, melainkan cara hidup baru. Peluang bisnis di kategori makanan sehat diprediksi terus meningkat, khususnya jika mampu menawarkan alternatif yang enak namun tetap terjangkau.

2.  Hybrid Consumption: Perpaduan Dine-in dan Delivery

Kebiasaan memesan makanan secara online telah menjadi budaya baru yang sulit berubah. Namun konsumen tetap mendambakan pengalaman makan langsung di restoran.

Fenomena ini melahirkan pola hybrid consumption, yaitu:

• Pesan online untuk efisiensi,
• Makan di tempat untuk sosialiasi dan pengalaman atmosfer,
• Pick-up order untuk menghindari

Brand F&B pun mulai membangun ekosistem omnichannel. Mereka memaksimalkan penjualan di marketplace, aplikasi internal, sekaligus memperkuat sisi experiential pada outlet fisik. Di tahun mendatang, restoran tidak lagi bersaing pada menu, tetapi pada pengalaman menyeluruh.

3.  Makanan Sebagai Pengalaman: Era Kolaborasi dan Menu Viral

Generasi muda menginginkan pengalaman yang berbeda dari sekadar makan enak. Mereka mencari:

• Menu edisi terbatas (limited edition),
• Kolaborasi dengan influencer atau brand lain,
• Presentasi yang Instagrammable,
• Cerita di balik

Kolaborasi seperti “brand × influencer” terbukti mampu menciptakan hype dan mendorong penjualan dalam waktu singkat. Fenomena ini akan terus berkembang, terutama karena media sosial semakin dominan dalam pembentukan selera kuliner.

4.  Kafe Sebagai Ruang Ketiga: Meningkatnya Permintaan Tempat Nyaman

Budaya minum kopi dan nongkrong akan tetap bertumbuh. Bahkan konsep kafe kini berevolusi menjadi “ruang ketiga” setelah rumah dan kantor.

Alasannya:

• Meningkatnya gaya kerja hybrid,
• Banyak freelancer dan mahasiswa mencari tempat produktif,
• Kafe menjadi tempat bersosialisasi, belajar, hingga meeting

Desain interior estetik, Wi-Fi stabil, colokan cukup, serta menu yang ringan namun premium menjadi daya tarik utama. Tren ini juga merambah kota-kota tier-2 dan tier-3, sehingga membuka peluang ekspansi besar.

5.  Teknologi sebagai Pendorong Utama Transformasi F&B

Teknologi memainkan peran besar dalam efisiensi dan pengembangan bisnis F&B modern. Beberapa inovasi yang berkembang pesat:

• Pemesanan lewat QR digital menu
• Pembayaran QRIS dan e-wallet
• Sistem manajemen stok otomatis
• Pemanfaatan data untuk mengatur menu dan jam penjualan
• Smart kitchen dan robot barista

Selain mengurangi biaya operasional, teknologi juga meningkatkan akurasi pesanan, kecepatan pelayanan, dan kepuasan konsumen. Di tahun mendatang, restoran yang lambat beradaptasi berisiko tertinggal.

6.  Kebangkitan Makanan Lokal yang Dikemas Secara Modern

Selain tren global seperti K-food atau Japanese cuisine, konsumen Indonesia justru makin mencintai makanan lokal. Bedanya, kini disajikan dalam bentuk yang lebih modern dan estetik.

Contohnya:

• Pempek premium dengan packaging elegan,
• Nasi goreng versi gourmet,
• Jajanan tradisional dengan tampilan minimalis,
• Ayam geprek dengan berbagai level saus dan

Generasi muda bangga mengonsumsi makanan lokal, terutama jika memiliki identitas budaya yang kuat. Ini memberikan peluang bagi UMKM untuk bersaing dalam kategori premium.

7.  Konsumen Semakin Peduli Keberlanjutan

Isu keberlanjutan mulai berpengaruh dalam keputusan pembelian makanan. Arah yang terlihat:

• Konsumen menghindari penggunaan plastik sekali pakai,
• Packaging ramah lingkungan menjadi nilai tambah,
• Makanan berbahan lokal dan organik semakin dipilih,
• Restoran dengan praktik food waste reduction mendapat citra

Walaupun masih di tahap awal, tren ini akan tumbuh seiring meningkatnya kesadaran lingkungan.

8.  Peluang Bisnis F&B Terbesar di Tahun Mendatang

Berdasarkan tren pasar, berikut peluang yang punya potensi pertumbuhan tinggi:

1. Makanan dan minuman sehat ; Salad bar, protein bowl, cold-pressed juice, healthy catering, hingga minuman rendah gula.
2. Coffee shop modern dan specialty café ; Kapasitas kerja dan estetika jadi daya tarik
3. Dessert shop dan minuman viral ; Produk seperti croffle, martabak premium, gelato, smoothies bowl, atau mocktail kreatif.
4. Cloud kitchen untuk menu spesialis ; Konsep tanpa dine-in dengan menu fokus (ayam, rice bowl, pasta, minuman).
5. Makanan lokal modern ; Bahan dan rasa tradisional dikemas estetik dan
6. Fast casual dining ; Restoran cepat, nyaman, menu terjangkau, dan cocok untuk makan
7. Bisnis teknologi F&B ; Kasir digital, aplikasi pemesanan, robotik, perangkat IoT

Setiap peluang ini memiliki daya tarik tersendiri, dan akan terus tumbuh sejalan dengan perubahan perilaku konsumen.

Industri F&B Indonesia sedang memasuki fase baru yang sangat menarik. Konsumen semakin cerdas, kritis, dan selektif. Mereka tidak hanya mencari makanan enak, tetapi juga nilai: kesehatan, kecepatan, kenyamanan, pengalaman, identitas budaya, dan keberlanjutan.Karena itu, pelaku usaha yang ingin bertahan dan berkembang harus mampu:berinovasi cepat,memahami selera konsumen, dan memanfaatkan teknologi. Dengan kombinasi kreativitas dan adaptasi, masa depan F&B Indonesia bukan hanya penuh peluang, tetapi akan menjadi salah satu sektor paling berkembang dalam industri nasional.

Penulis :  Tasya Amanda Harahap, Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen USU