Kemenangan Diplomasi, Indonesia Raih Kelonggaran Visa dari Uni Eropa

Jurnalis: Hanum Aprilia

Kabar Baru, Jakarta – Pemerintah Indonesia mendapatkan kabar baik dari hubungan diplomatik terbaru dengan Uni Eropa.

Setelah kunjungan resmi Presiden Prabowo ke Brussels pekan lalu, yang juga menandai penandatanganan perjanjian Indonesia-Eropa (IEU-CEPA) setelah hampir 10 tahun proses panjang, Uni Eropa mengumumkan kebijakan baru yang memberikan kemudahan pengurusan visa bagi warga negara Indonesia.

Kebijakan ini berupa pelonggaran sistem visa cascade untuk pengajuan visa Schengen multientri, khususnya bagi mereka yang sudah pernah berkunjung ke Eropa.

Kesepakatan IEU-CEPA ini merupakan hasil dari negoisasi panjang yang mencapai titik temu, mencakup peningkatan kerja sama di bidang teknologi, energi, pangan, dan mineral penting.

Di samping itu, perjanjian ini membuka peluang di bidang pendidikan dan kesehatan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis Eropa dan memastikan kestabilan ekonomi di tengah dunia yang makin multipolar.

Dalam rangkaian proses ini, setelah penandatanganan perjanjian, fokus utama beralih ke penguatan hubungan sosial dan ekonomi melalui kebijakan visa cascade. Uni Eropa mengumumkan bahwa warga Indonesia yang pernah berkunjung ke Eropa dalam lima tahun terakhir tidak perlu lagi mengurus visa baru saat berkunjung ke zona Euro.

Sebagai anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Andina Thresia Narang menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan diplomasi aktif Indonesia mampu menembus batas dan memberi manfaat nyata bagi rakyat.

“Ini adalah langkah maju yang harus didukung dan didorong agar manfaatnya bisa lebih luas lagi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kemudahan ini akan mempercepat aliran investasi asing, memperluas jejaring di bidang pendidikan, budaya, dan ekonomi digital, serta memperkokoh posisi Indonesia di panggung dunia.

Ia berharap hubungan Indonesia dengan Uni Eropa semakin harmonis dan saling menguntungkan, sekaligus mendukung percepatan pembangunan nasional.

Selain itu, secara khusus, pemerintah Indonesia melalui kunjungan Presiden Prabowo ke Brussels juga memformulasikan kemajuan besar dalam hubungan bilateral.

Setelah proses negosiasi yang panjang dan penuh tantangan, Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan IEU-CEPA, yang mencakup kerja sama di bidang teknologi, energi, pangan, serta mineral penting, sekaligus membuka peluang signifikan di sektor pendidikan dan kesehatan.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa perjanjian ini suatu langkah strategis dan penting sebagai fondasi kemitraan yang lebih setara dan saling menguntungkan di masa depan.

Padahal, proses ini membutuhkan perjuangan selama hampir satu dekade dan merupakan bukti diplomasi aktif Indonesia yang mampu menghasilkan manfaat nyata dan memperkuat hubungan internasional.

Ia menambahkan bahwa dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia mampu memperkuat posisi dan daya saing di kancah global, sekaligus mempertegas komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan geopolitik di tengah tantangan dunia yang semakin multipolar.

Andina menegaskan, keberhasilan diplomasi ini adalah refleksi bahwa Indonesia mampu bersaing dan aktif membangun kerja sama internasional yang saling menguntungkan.

“Saya yakin, dengan diplomasi aktif dan kerja sama yang berkelanjutan, kita bisa menjadikan Indonesia semakin kuat dan mampu bersaing di tingkat internasional,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa langkah ini akan memberi manfaat besar untuk seluruh rakyat Indonesia, serta membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan penguatan posisi nasional.

“Seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan manfaat langsung dari kebijakan ini, dan kita berharap hubungan Indonesia dan Uni Eropa akan terus berkembang, semakin harmonis, serta memberikan kontribusi positif bagi kemakmuran bangsa,” tutupnya.