Keamanan Longgar, Motor Mahasiswi Peserta Wisuda Raib di UIN Madura

Jurnalis: Fahrur Rozi

Pamekasan, Kabar Baru – Pencurian sepeda motor kembali terjadi di lingkungan UIN Madura. Motor milik Ana Devi Ardillah, mahasiswi akhir asal Sumenep, raib saat diparkir di belakang Gedung C kampus pada Senin (15/7) siang.

Ini merupakan kasus kedua dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Rekaman CCTV yang diperoleh dari pihak keamanan kampus menunjukkan pelaku masuk dengan cara menerobos pagar kawat berduri dari arah belakang kampus.

Berbekal helm bogo, sweater cokelat, celana jeans, dan tas ransel berwarna hitam, pelaku awalnya terlihat mendekati parkiran samping Gedung F, namun kemudian beralih ke area belakang Gedung C, tempat motor Honda Beat biru M 5182 YB milik korban terparkir.

Sepupu korban, Diana Nuruz Zakiyah, mewakili Ana yang masih dalam kondisi syok, menjelaskan bahwa kejadian berlangsung hanya beberapa saat setelah korban memasuki auditorium kampus untuk mengikuti gladi bersih wisuda.

“Kalau dalam keterangan CCTV pada pukul 13.12 lewat 31 pencurian terjadi, maka jelas ketika Mbak Devi baru sampai di audit, motornya langsung dicuri,” ujar Diana.

Ia juga meninjau lemahnya sistem pengawasan keamanan kampus, terutama tidak adanya kontrol keluar-masuk kendaraan oleh satuan pengamanan.

“Ia bercerita di depan keluarga bahwa motor dibawa keluar tanpa penjagaan satpam. Padahal biasanya mahasiswa dicek KTM-nya saat keluar kampus, kemudian mbak saya menyadari bahwa motornya telah hilang pada pukul 15.30” tambahnya.

Kepala Satpam UIN Madura, Fitroh, menyampaikan bahwa ia masih mendampingi korban untuk membuat laporan ke pihak kepolisian.

“Saya beserta korban masih dalam proses pelaporan kepada pihak berwajib. Lebih lanjut akan saya konfirmasikan kembali,” ujarnya singkat saat diwawancarai oleh jurnalis kabarbaru.co

Kejadian ini bukan yang pertama. Pada Desember 2024 lalu, Juwairiyah, mahasiswi Prodi Akuntansi Syariah angkatan 2023, juga kehilangan sepeda motor di lingkungan kampus. Saat itu, status kampus masih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sebelum berubah menjadi UIN.

Menanggapi kasus terulang ini, Nasrullah, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris UIN Madura, menilai kampus gagal melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanannya.

“Dua kali kejadian ini terulang. Kalau kampus tidak berbenah, akan ada korban berikutnya. Jangan hanya nama institusi yang berubah, tapi sistem keamanan harus diperbaiki juga,” tegasnya.

Ia juga menyuarakan harapan agar kampus memberikan perhatian serius terhadap kerugian yang dialami mahasiswa.

“Kalaupun motor korban tidak ditemukan, kami berharap kampus bisa bertanggung jawab. Ini bukan sekadar kehilangan barang, tapi kehilangan rasa aman, apalagi menjelang wisuda,” pungkasnya.