Diduga Keterlibatan PT MMJ Bisnis Gelap Batubara Ilegal di IKN, Peneliti PWYP Desak Investigasi Menyeluruh

Jurnalis: Redaksi Gorontalo

Kabar Baru, Gorontalo-Pengungkapan tambang batubara ilegal di IKN dan Tahura Bukit Soeharto, yang merugikan negara hingga Rp5,7 triliun, menunjukkan peran kunci PT MMJ. Meskipun Bareskrim Polri telah mengamankan 351 kontainer batubara dan menetapkan tiga tersangka, investigasi mendalam terhadap PT MMJ dan keterlibatannya menjadi krusial.

Modus pemalsuan dokumen PT MMJ digunakan untuk menyamarkan distribusi batubara ilegal melalui jalur laut. Batubara ilegal dikumpulkan, dikemas, lalu dikirim dari Pelabuhan Kariangau Balikpapan ke Tanjung Perak, Surabaya, seolah-olah berasal dari tambang resmi PT MMJ.

Peneliti PWYP Indonesia, Adzkia Farirahman, mendesak investigasi menyeluruh terhadap kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk perusahaan pemilik IUP seperti PT MMJ, agen pengiriman, operator pelabuhan, dan aparat pemerintah.

Kata Buyung Koordinator Pokja 30 Kaltim, Buyung Marajo, menegaskan perlunya pengusutan tuntas siapa yang mendapat manfaat dari bisnis gelap ini, mengingat pernyataan Menteri ESDM yang membatasi pengawasan pada tambang berizin dinilai tidak solutif.

Dugaan keterlibatan PT MMJ dalam pemalsuan dokumen untuk melancarkan distribusi batubara ilegal menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum. Apakah ini kelalaian internal PT MMJ atau ada konspirasi yang lebih besar? Pertanyaan ini harus dijawab melalui investigasi yang transparan dan menyeluruh.

Kata Buyung Selain PT MMJ, PT BMJ juga diduga terlibat, menunjukkan betapa sistematisnya operasi ilegal ini.

“Kasus ini bukan hanya tentang kerugian finansial, tetapi juga kerusakan lingkungan dan hilangnya cadangan batubara,” Tegasnya

Terakhir ia mengatakan Perlu reformasi menyeluruh dalam pengawasan dan penegakan hukum di sektor pertambangan untuk mencegah terulangnya skandal serupa.