Buron Kasus TPPU Cherly Darmadi Diajukan Red Notice ke Interpol

Jurnalis: Rifan Anshory

Kabar Baru, Jakarta – Buronan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU), Cheryl Darmadi kini resmi diajukan masuk dalam daftar red notice Interpol.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, memastikan permohonan telah diajukan dan diteruskan oleh Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri ke markas besar Interpol di Lyon, Prancis.

“Kita sudah mengajukan red notice terhadap yang bersangkutan,” ujarnya, dikutip Rabu (17/9).

Sementara itu, Brigjen Untung Widyatmoko menambahkan, permohonan tersebut sudah berada di tangan Interpol.

“Untuk IRN (Interpol Red Notice) Cheryl Darmadi sudah kami ajukan ke Lyon, Markas Besar Interpol. Nanti yang menerbitkan red notice pihak Interpol agar diketahui oleh seluruh member country,” jelasnya.

Diketahui, Cheryl Darmadi ditetapkan sebagai buronan dalam kasus TPPU yang bersumber dari korupsi usaha perkebunan kelapa sawit PT Duta Palma Group.

“Terkait dengan DPO tersangka atas nama Cheryl Darmadi, Kejaksaan Agung sudah menetapkan sebagai DPO dan saat ini kami juga sedang berproses untuk permohonan red notice-nya,” kata Anang.

Menurutnya, Cheryl diduga melarikan diri ke luar negeri.“Ada informasi juga di salah satu negara tetangga kita, tapi kita belum tahu pastinya. Yang jelas kita berkoordinasi dengan imigrasi maupun Kemenlu,” ujarnya.

Cheryl merupakan anak dari Surya Darmadi, terpidana korupsi PT Duta Palma yang divonis 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.

Ia juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Asset Pacific dan Ketua Yayasan Darmex.

Selain Cheryl, Kejagung menetapkan dua korporasi sebagai tersangka dalam kasus yang sama, yakni PT Alfa Ledo dan PT Monterado Mas.

Kejagung telah menetapkan Cheryl sebagai tersangka TPPU sejak 31 Desember 2024. Namun, hingga kini ia selalu mangkir dari tiga kali panggilan pemeriksaan.