Senator ARK Nilai Frans Pigome dan Florentinus Beanal Layak Pimpin Freeport

Jurnalis: Afi Ibrahim

Kabar Baru, Sorong – Anggota DPD/MPR RI Daerah Pemilihan Papua Barat Daya Agustinus R. Kambuaya, menilai dua putra Papua, Frans Pigome dan Florentinus Beanal, layak menduduki posisi strategis dalam jajaran pimpinan PT Freeport Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi isu restrukturisasi manajemen PT Freeport Indonesia dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang mencuat pada akhir Oktober 2025.

Dalam wacana tersebut, Frans Pigome disebut-sebut sebagai calon kuat Presiden Direktur Freeport.

Agustinus menegaskan, peluang tersebut menjadi momentum penting untuk menunjukkan keberpihakan kepada sumber daya manusia asli Papua yang telah lama berkiprah di industri pertambangan nasional.

“Ini saatnya anak Papua memimpin Freeport. Frans Pigome telah lama bekerja bersama Freeport dan memahami dengan baik sistem produksi, distribusi, serta bisnis perusahaan. Ia mewakili generasi yang siap menjadi tuan di atas negeri sendiri,” ujar Kambuaya di Sorong, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, investasi hanyalah instrumen pembangunan, sedangkan tujuan utama adalah kemandirian melalui alih modal, alih teknologi, dan alih pengetahuan.

Selama lebih dari lima dekade, banyak anak Papua yang tumbuh dan belajar di dalam ekosistem bisnis Freeport hingga menguasai manajemen serta teknologi industri berskala besar.

“Anak-anak Papua yang bekerja di Freeport telah memahami rantai bisnis pertambangan secara utuh. Mereka sudah waktunya diberikan ruang memimpin di rumahnya sendiri,” kata Kambuaya.

Selain Frans Pigome, ia juga menyebut Florentinus Beanal, pemuda asal Nemangkawi, sebagai sosok potensial yang layak menempati posisi komisaris di Freeport.

“Florentinus Beanal merupakan pemuda produktif dari daerah penghasil emas. Ia seharusnya diberdayakan dalam jabatan strategis untuk memperkuat peran masyarakat adat dalam tata kelola sumber daya alam,” tuturnya.

Agustinus menilai, penempatan tokoh-tokoh lokal pada jabatan kunci di Freeport akan menciptakan harmoni antara kepentingan korporasi dan masyarakat adat.

“Frans Pigome dan Florentinus Beanal bisa menjadi jembatan yang mempertemukan kepentingan Freeport dengan aspirasi masyarakat pemilik hak ulayat. Sudah saatnya anak negeri memimpin atas anugerah Tuhan yang ada di tanah mereka,” tegasnya.

Senator asal Papua Barat Daya itu menutup pernyataannya dengan menyerukan dukungan bagi kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan putra-putri daerah.