Ketika Seribu Rupiah Sehari Menjadi Penyelamat Sesama

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) turut menggaungkan Gerakan Rereongan Poe Ibu, sebuah gerakan sosial berbasis gotong royong yang menumbuhkan kembali nilai-nilai kearifan lokal Sunda: silih asah, silih asih, dan silih asuh.
Program ini mengacu pada Surat Edaran Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu), yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
Melalui gerakan ini, Gubernur Jawa Barat mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, hingga masyarakat umum untuk menyisihkan seribu rupiah setiap hari sebagai bentuk kepedulian sosial.
Kontribusi sederhana tersebut menjadi simbol solidaritas, kepedulian, dan semangat kesukarelawanan dalam membantu masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Purwakarta, Rustaman Arifin, mengatakan bahwa seluruh jajarannya mulai dari pejabat eselon III, IV, fungsional, hingga staf pelaksana telah menerapkan program SAIBU (Sapoe Sarebu) sebagai langkah konkret memperkuat nilai kemanusiaan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Melalui Gerakan Sapoe Sarebu ini, kami ingin menumbuhkan kembali semangat kesetiakawanan sosial. Prinsipnya sederhana: dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat, berlandaskan nilai silih asah, silih asih, dan silih asuh,” ujar Rustaman. Senin (6/10).
Rustaman menegaskan, Gerakan Rereongan Poe Ibu bukan sekadar simbol seremonial, tetapi merupakan gerakan berkelanjutan yang diharapkan mampu memperkuat pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, terutama bagi mereka yang masih terkendala akses pendidikan dan kesehatan.
“Kami berharap gerakan ini menjadi inspirasi bagi seluruh elemen masyarakat Purwakarta untuk terus peduli dan saling membantu. Kesejahteraan sosial tidak bisa dibangun oleh pemerintah saja, melainkan melalui kebersamaan kita semua,” pungkasnya.
Dengan semangat gotong royong dan nilai luhur budaya Sunda, Rereongan Poe Ibu menjadi wujud nyata komitmen Purwakarta dalam membangun masyarakat yang lebih peduli, mandiri, dan sejahtera. (*)