Universitas Indonesia Sukses Gelar Konferensi Internasional di Jepang

Jurnalis: Nur Haliza
Kabar Baru, Jepang – Universitas Indonesia bekerjasama dengan Kyushu International University, Jepang dan berkolaborasi dengan Utrecht University, Belanda dan CIEFD UIN Syarif Hidayatullah melaksanakan kegiatan konferensi internasional di kota Kitakyushu, Jepang.
Konferensi Internasional Kajian Stratejik dan Global yang diadakan setiap tahun ini akan berlangsung selama dua hari yang melibatkan lebih dari 100 peserta dari 15 negara berbeda.
Konferensi tahun ini mengambil tema besar Transisi Pembangunan dan Perubahan Sosial di Jepang dan Asia: Membangun keberlanjutan, inovasi, dan kemitraan global untuk masa depan yang sejahtera guna memberikan kritik awal pada capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Kita harus berpikir melampaui SDGs, apa yang akan datang nanti dan setelahnya. Kecepatan luar biasa pengembangan industri dan kemajuan teknologi telah membentuk ulang lanskap sosial dan ekonomi dunia. Dalam konteks ASEAN, Rencana Strategis diharapkan mampu membimbing anggota untuk mencapai sebuah persatuan inklusif, inovatif, responsif dan blok yang tangguh pada 2045 nanti,” ujar Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah dalam sambutannya.
“Saya percaya bahwa kolaborasi berbagai universitas Jepang dengan Universitas Indonesia adalah teladan untuk universitas lain bagaimana kerjasama Utara-Selatan dapat dicapai dalam kondisi relasi akademik yang berkeadilan guna mengarahkan diskursus dinamika global seperti SDGs dengan pendekatan interdisipliner,” Sambungnya.
Pada momentum konfrensi ini Prof. Nicholas Kemp, Direktur Kantor Internasional KIU mewakili Presiden KIU dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa Kerjasama ini merupakan bentuk komitmen kedua universitas dan diharapkan akan ada kerjasama lain lintas fakultas yang lebih baik di masa depan.
Kegiatan yang dilaksanakan secara bauran hibrida ini menarik minat banyak mahasiswa dan profesor Jepang untuk turut menghadiri kegiatan.
Meski Kitakyushu merupakan kota kecil dibandingkan kota Jepang lain, tetapi potensi turisme-nya cukup tinggi dan konferensi ini membantu meningkatkan perhatian pada aspek wisata dan akademik di kota tersebut, begitu tandasnya.
Hal unik dalam konferensi kali ini adalah dari 7 panel diskursus utama, terdapat 2 panel yang secara eksplisit membahas perihal Halal. Kedua panel ini didukung oleh JSPS Kakenhi yang memberikan pembiayaan untuk berbagai bidang penelitian guna mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan industri.
Dalam panel ini memunculkan banyak ahli yang tidak hanya orang Indonesia, tetapi juga Jepang.
Salah satu panelis, Prof. Tatsuo Hatta mengatakan bahwa Fukuoka memiliki letak strategis karena berada di episentrum pengembangan ekonomi Asia Timur dan dekat dengan Seoul, Busan, Shanghai, Guangzhou, Hong Kong, Taiwan.
“Namun, dibandingkan kota-kota Asia Timur lain, pengembangan ekonomi ini mengalami hambatan karena belum mampu menjawab kebutuhan wisatawan mancanegara, seperti bandara yang memadai,” Pungkasnya.