Sejuta Puisi | Puisi-puisi Panthera Aji
Editor: Ahmad Arsyad
Aku ingin mengerti dan mengetahui mu sayang.
Yang telah kita bersama tak akan perlu berdua.
Ya tuhanku aku mencintaiNya.
Adakah kau mengalang pada diri dan nestapanya hari?
Aku ingin bertemu.
Dengan singkatan payah pada mu ku telah berikan hisapan-hisapan cinta.
Mari berilah aku arti.
Duniawi dimana-mana akan aku kejar kemanapun.
Bagaikan harta yang berjatuh-jatuhan tak lagi ku pinta.
Meng kapan ada lagi sejahtera kita.
Aku dan kamu berada di ruang sunyi.
Kerinduan yang hanyut ditelan malam.
Ýang dilakukan tuhan untukmu dan aku menarikan cinta cintamu.
Katakanlah padaku mengapa benar keberadaan perlawanan cinta dan rindu ini.
Sayang aku mencintaimu.
Aku… akhirnya. musim-musim musim tak sepi telah menghentikan.
Ceritakan padamu.
Aku ingin pergi jauh di kamulah aku kasih.
Benar.
Aku mencintaimu sayangku.
Aku berkuasa depan kamu yang tak bisa terjadi cintamu.
Mereka merasa bahwa kau benarkah cinta padaku.
Aku memang mencinta.
Tapi kuharap kau mengerti mencintaikunya.
Cinta pertama adalah hakikatku padamu N.
Aku mengatakan siapa kamu itu.
Berjati diri tak mungkin bisa ku beri.
Hah apa kabar kamu sayang.
Aku betul mencintaimu.
Ingin aku katakan pergi itu tidak baik.
Tapi ada apa dengan kalimat-kalimatmu padaku jang.
Aku disini bersama cinta cinta dan cinta.
Maka tetaplah jadi C.I.N.T.A. aku pada bersamanya KITA.
*) Penulis adalah Panthera Aji
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co