Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Razia Tak Efektif, Pengemis Jakarta Kian Tak Terbendung

IMG-20251011-WA0081_copy_800x600
Potret pengemis di kawasan Jakarta Timur (Kabarbaru/Seven Prielis).

Jurnalis:

Kabar Baru, Jakarta – Fenomena pengemis masih sering dijumpai di lampu merah dan trotoar Ibu Kota Jakarta.

Meski razia kerap dilakukan, wajah-wajah baru terus bermunculan di tengah hiruk-pikuk kehidupan jalanan.

Jasa Penerbitan Buku

Salah satunya Erna (56), pengemis yang saban hari mencari nafkah di kawasan Jakarta Timur.

Beberapa bulan terakhir, ia menggantungkan hidup dari uang receh hasil belas kasihan pengendara.

“Nggak enak mbak hidup di jalanan dari pagi sampai malam,“ ujarnya.

Sebab, Erna menjadi tulang punggung keluarga sepeninggal suaminya enam tahun lalu.

“Sehari paling dapat tujuh puluh ribu,” tambahnya.

Beruntung, Erna belum pernah dirazia oleh petugas. Sebab, ia mengantisipasinya ketika mendengar bocoran adanya penertiban.

“Kalau ada razia, ya saya pulang dulu mbak, kita mah cuman cari makan,” ucapnya tegas.

Terpisah, anggota Satpol PP Jakarta Timur, Ismar Yoto mengatakan, operasi penertiban di gelar beberapa kali dalam setahun.

“Kadang-kadang ada anggaran yang harus habis dulu. Kalau dananya ada, baru kita lakukan penjangkauan. Tapi bukan kegiatan rutin tiap bulan,” ujarnya, Senin (13/9).

Ismar menegaskan, dasar hukum penertiban berasal dari peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum, yang melarang pengemis, pengamen, bahkan memberi uang di jalan.

“Teman kami pernah di pukul dari belakang saat menertibkan pengemis,” tutur Ismar.

Namun, banyak pengemis tetap kembali di jalanan walaupun setelah di lakukan pengamanan.

“Bahkan banyak yang bekerja berkelompok, ada juga yang sistem setoran,” tambahnya.

Sementara itu, Suku Dinas sosial Jakarta Timur, Dennis Triyanto, menegaskan bahwa para pengemis yang terjaring akan diberikan pembinaan dan di bawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya di Cipayung.

“Banyak yang datang dari luar daerah tanpa identitas. Ada ribuan yang tidak diketahui keluarganya, termasuk anak-anak. Bahkan pernah ditemukan bayi yang dibuang di pinggir jalan,” ujarnya.

Dennis menegaskan, penertiban di lakukan berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat, termasuk melalui aplikasi JAKI, yang disediakan untuk keluhan warga.

“Kami menindaklanjuti laporan warga, tapi mereka sering berpindah-pindah. Begitu tahu ada petugas datang, mereka kabur,” ujarnya.

Warga juga memiliki pandangan beragam terhadap kehadiran pengemis yang semakin banyak di jalanan.

Siska (21), warga jakarta timur, mengaku tidak selalu merasa iba setiap kali melihat pengemis.

“Jujur aja, nggak selalu ada rasa iba. Kadang mikir, kenapa mereka ngemis di saat orang lain kerja keras? Dari pada ngemis, aku lebih suka menghargai pemulung setidaknya mereka masih berusaha,” ujarnya tegas.(Reporter/Seven Prielis)

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store