Insiden Wadas, DEMA PTKIN se-Indonesia Minta Aparat Gunakan Pendekatan yang Humanis
Jurnalis: Genta
KABARBARU, JAKARTA – Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Seluruh Indonesia (DEMA PTKIN se-Indonesia) mengajak pemerintah dan aparat untuk mengedepankan dialog humanis dalam merampungkan polemik insiden wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
“kami mengajak jajaran pemerintah dan aparat untuk senantiasa mengedepankan pola dialog yang humanis dalam menyelesaikan berbagai polemik termasuk insiden wadas dan Stop intimidasi aktivis dan warga setempat,” tegas Onky Koordinator Pusat DEMA PTKIN.
Rifaldi selaku sekretaris pusat DEMA PTKIN juga menyampaikan soal proyek strategis nasional di sekitar Desa Wadas hingga menjadi insiden di wadas.
“jika memang (wadas) merupakan proyek strategis nasional yang tidak merusak lingkungan, maka menjadi kewajiban pemerintah untuk meyakinkan dengan sebaik-baiknya kepada warga wadas, bukan malah melakukan pendekatan represif dan intimidatif,” pungkasnya.
Terkait insiden Wadas ini DEMA PTKIN se-Indonesia melayangkan pernyataan sikap yang ditandatangani Koordinator tim kajian dan gerakan, sekretaris pusat DEMA PTKIN, dan Koordinator pusat DEMA PTKIN se-Indonesia, adapun pernyataan sikap DEMA PTKIN se-Indonesia sebagai berikut:
1. DEMA PTKIN mengutuk keras segala bentuk tindakan represif, intimidasi dan penyalahgunaan wewenang yang tidak mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap warga masyarakat Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.
2. DEMA PTKIN menuntut kepada aparat kepolisian untuk membebaskan warga di Desa Wadas, tim kuasa hukum, dan aktivis di Desa Wadas.
3. DEMA PTKIN menuntut pihak keamanan untuk meminta maaf terhadap warga masyarakat warga masyarakat Desa Wadas khususnya dan Warga Masyarakat Indonesia umumnya.
4. Nilai-nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi dan keadilan harus ditegakkan, karena kemerdekaan adalah hak seluruh rakyat Indonesia.