Purwakarta Bebas Gepeng dan Anjal, Ini Solusi Manusiawi yang Disiapkan

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Maraknya gelandangan, pengemis (gepeng), anak jalanan, hingga manusia silver di sejumlah titik jalan dan persimpangan lampu merah di Kabupaten Purwakarta menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Purwakarta menyatakan siap melakukan penertiban. Namun, hingga kini upaya tersebut masih terkendala karena belum tersedia rumah penampungan khusus bagi mereka.
Kabid Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial (Rehdayasos) Dinsos P3A Purwakarta, Dindin Ibrahim, menegaskan bahwa penanganan terhadap kelompok ini tidak bisa dilakukan sembarangan.
“Kalau yang tergolong gelandangan, pengemis, atau manusia silver memang membutuhkan tempat khusus. Kalau dititipkan ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), dikhawatirkan membawa dampak kurang baik. LKS kita rata-rata dihuni anak-anak yang kondisinya baik dan tanpa masalah kenakalan, sementara gepeng maupun manusia silver kebanyakan sudah dewasa,” ujarnya, Selasa (9/9).
Menurut Dindin, keberadaan rumah penampungan khusus sudah menjadi kebutuhan mendesak. Dengan fasilitas tersebut, penertiban sekaligus pembinaan dapat dilakukan secara lebih efektif dan manusiawi.
“Kalau ada tempat penampungan, kami bisa menindaklanjuti upaya Purwakarta bebas dari gelandangan, pengemis, maupun anak jalanan. Selain menjaga ketertiban umum, hal ini juga penting untuk memberikan pembinaan yang tepat bagi mereka,” tambahnya.
Dinsos P3A Purwakarta berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya untuk merealisasikan pembangunan rumah penampungan tersebut.
“Kalau sarana ini tersedia, penanganan sosial bisa dilakukan lebih maksimal, tidak hanya sebatas penertiban di lapangan,” pungkas Dindin. (***)