PKUB Susun Kurikulum Berbasis Cinta

Jurnalis: Arif Muhammad

Kabar Baru, Bogor—Dalam rangka memperkuat kerukunan umat beragama dan memperluas praktik baik kerukunan umat beragama, Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) menyusun kurikulum berbasis cinta. Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari enam agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor, serta perwakilan dari Bimas Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Buddha, Bimas Hindu, Badan Moderasi Beragama, dan Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu. Selain itu, para pakar dari Teras Kebhinekaan dan Universitas Padjajaran turut memberikan masukan strategis dalam penyusunan kurikulum ini. (25/2).

Penyusunan kurikulum berbasis cinta ini merupakan bagian dari kegiatan lanjutan untuk mengimplementasikan kebijakan Menteri Agama yang menekankan pentingnya kerukunan umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamplifikasi arahan Menteri Agama terkait penerapan kurikulum berbasis cinta, Ecotheology (Agama Berdampak pada Keselamatan Bumi), serta internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama yang telah diterapkan di Indonesia.

Selama tiga hari pelaksanaan, berbagai agenda penting dijalankan. Hari pertama dimulai dengan peluncuran platform sindikasi media kerukunan yang akan menjadi sarana internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama di Indonesia. Dilanjutkan dengan finalisasi draft kurikulum berbasis cinta. Pada hari kedua, peserta mendalami konsep ekoteologi dan implementasinya melalui aksi nyata penanaman pohon di rumah ibadah sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan. Hari ketiga diisi dengan koordinasi strategi peningkatan indeks kerukunan umat beragama yang diikuti oleh seluruh tim PKUB provinsi dan kabupaten/kota.

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag, M.Ed, Ph.D, dalam sambutannya menegaskan bahwa pada tahun 2025, target utama PKUB adalah meningkatkan indeks kerukunan umat beragama di Indonesia. “Hari ini kita meluncurkan platform sindikasi media kerukunan yang akan menjadi sarana informatif sekaligus upaya internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama di Indonesia. Dengan adanya platform ini, negara-negara lain dapat belajar dari Indonesia dan menjadikan kita sebagai pionir dalam membangun harmoni antar umat beragama, sebagaimana arahan Bapak Menteri Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA,” ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi dunia dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis dan inklusif.