Perintah Rasul: Mendidik Anak

Editor: Ahmad Arsyad
Kabar Baru, Opini- Kerja sama antara suami dan istri memberikan pengasuhan kepada anak merupakan suatu hal yang penting. Tidak perlu ada pengkhususan pada peran yang dijalani oleh kedua pihak. Meskipun suami mempunyai tugas utama mencari rezeki, tetap saja dirinya dilarang mengatakan, “Aku tidak perlu terlibat dalam mengurus dan mendidik anak, itu urusan seorang ibu.”
Jika uang belanja mencukupi dan kebutuhan keluarga terjamin, bagi suami selesai urusannya. Suami seperti ini tidak layak disebut sebagai pemimpin rumah tangga yang baik. Ia hanya melakukan tanggung jawabnya sebagai pencari nafkah. Namun dirinta mengabaikan peran sebagai sosok ayah untuk mendidik anaknya. Artinya, dia belum mampu disebut ayah yang baik.
Begitu juga dengan istri, ia berdalih terlalu sibuk dengan urusan kebersihan rumah, sehingga melupakan anaknya. Atau istri yang kebetulan juga bekerja sehingga tidak sempat mendidik anaknya.
Apapun alasannya, pendidikan yang diberikan dari orang tua merupakan amunisi dalam membentuk karakter dan akhlak yang paling ampuh. Contoh keteladanan yang dilakukan oleh orang tua akan menurun kepada anak.
Agar berhasil melaksanakan tugas ini, suami istri harus mempunyai komitmen kuat dan besar. Selain komitmen, harus mempunyai kesabaran karena proses pendidikan anak tidak berlangsung satu atau dua hari. Hasilnya baru bisa dirasakan jauh di kemudian hari. Proses pendidikan ini harus berkelanjutan sepanjang hayat.
Banyak orang tua sekarang terlalu fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan keluarga. Mereka bernafsu dalam mencari rezeki, sehingga urusan mendidik anak dikesampingkan. Hal ini yang harus kita hindari. Tatkala kedua orang tua terlalu fokus mencari uang, berarti telah melupakan awal komitmen mereka. Memang mencari uang adalah kewajiban, tetapi tidak lantas menggantikan kewajiban keduanya dalam mendidik anak. Kedua hal ini harus tetap menjadi perhatian dan komitmen kuat antara suami istri. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Tirmidzi yang artinya, “Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari sedekah.”
Dalam surat An- Nisa ayat 9 dijelaskan bahwa usaha untuk mendidik anak adalah satu hal yang harus dimiliki oleh suami istri. Hal ini agar seorang anak tumbuh menjadi pribadi yang terpuji akhlaknya. Kemudian orang tua alangkah baiknya berani jujur mengatakan jika dirinya masih mempunyai banyak kekurangan. Sehingga ketika orang tua sudah mau mengakuinya, diharapkan perilaku buruk orang tuanya tidak menular dan menurun kepada anaknya. Memang, bersikap jujur seperti ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Namun sebagai orang tua wajib berusaha.
*) Penulis adalah Alif Afdillah Suni, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co