Pemanfaatan AI pada Sistem Auto Pilot Mobil Listrik TESLA
Editor: Ahmad Arsyad
Kabar Baru, Opini- Di era industri yang sudah sangat maju ini semua berlomba berlomba menemukan inovasi di berbagai bidang. Apabila kita berbicara di bidang otomotif, maka tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama TESLA. Ya, perusahaan yang bergerak di bidang mobil listrik, solar sistem dan energi terbarukan ini tidak henti hentinya untuk memberikan gebrakan di industri otomotif dengan mobil listriknya.
Perusahaan TESLA sendiri memang memfokuskan pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mendukung kinerja dari produk otomotifnya sendiri yaitu mobil listrik TESLA. Di samping itu perusahaan dengan CEO orang terkaya di dunia itu memiliki BIG DATA atau basis data yang sangat besar sebagai media untuk AI berkembang. Karena pada dasarnya Artificial Intelligence (AI) membutuhkan banyak masukkan agar dirinya dapat belajar dan berkembang untuk bisa mengambil keputusan terbaik.
Hal yang paling menarik dari mobil listrik TESLA ini tentu saja adalah sistem auto pilotnya. Dimana mobil dapat melaju sendiri ke arah tujuan tanpa perlu bantuan gas atau setir dari pengemudi. Pengemudi juga tidak perlu merasa khawatir karena mobil listrik TESLA sudah dilengkapi dengan berbagai kamera dan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi medan seperti garis marka jalan, kendaraan di depannya, dan kondisi di sekitar saat mobil melaju.
Lalu tekhnologi AI apa saja si yang digunakan dalam mobil listrik TESLA ini?. Dilansir dari halaman harianhaluan.com, setidaknya ada 2 tekhnologi yang digunakan yaitu :
- FSD dan Dojo Chip
Mobil Tesla diketahui memang menggunakan chip ganda hasil kolaborasinya dengan perusahaan chip grafis NVDIA guna pengoptimalan teknologi AI. Chip pintar itu dipakai untuk menavigasi kendaraan, sehingga menghasilkan kemampuan mengemudi sendiri. Bukan hanya itu saja, chip ini juga memiliki kemampuan untuk memberi informasi rambu-rambu lalu lintas kepada pengendara.
- Jaringan Neural
Jaringan ini memungkinkan kendaraan untuk didukung kemampuan per-kamera untuk menganalisis gambar, segmentasi semantik, deteksi objek, dan estimasi kedalaman monokular. Jaringan bird-eye-view nya juga bisa mengambil video dari semua kamera untuk menampilkan tata letak jalan, infrastruktur statis, dan objek 3D langsung dalam tampilan top-down.
Dari poin diatas akan punya gambaran nyata terhadap kemajuan masa depan yang semakin hari akan semakin mudah dan teknologi lebih di cerdas kan secara bertahan atau pun signifikan.
Harapannya, dengan adanya Artificial Intelligence (AI) ini dapat lebih memudahkan kegiatan manusia di berbagai bidang kehidupan tanpa terkecuali.
*) Penulis adalah Fani Amanatul Khaliq, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang, sekaligus Support Consultant di PT Anabatic Technologies Tbk.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co