Pasar Senggol Turkiye 2025 Sukses, Diplomasi Budaya dan Ekonomi Kreatif Indonesia

Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Turki – Festival budaya dan ekonomi kreatif terbesar yang digagas oleh diaspora Indonesia di Turkiye bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul, yakni Pasar Senggol Turkiye 2025, kembali mencatat kesuksesan besar.
Ajang tahunan yang berlangsung di Hasköy Kültür ve Sanat Gösteri Merkezi, Istanbul itu menjadi perayaan megah hubungan diplomatik 75 tahun Indonesia–Turkiye.
Mengusung tema 75 Tahun Diplomasi: Diaspora Berdaya, Ekonomi Mendunia, festival edisi keempat ini tampil lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya.
Sorotan utama tertuju pada budaya Betawi, kesenian daerah, busana tradisional, serta kuliner khas Nusantara yang memanjakan ribuan pengunjung.
Ribuan Pengunjung Hadiri Festival Multikultural
Sejak pagi, area festival dipadati pengunjung dari berbagai negara. Berdasarkan data panitia, sekitar 3.000 orang menghadiri acara tersebut.
Mayoritas pengunjung berasal dari Indonesia (64,3%), disusul warga Turkiye (28,3%) dan tamu internasional dari lebih 35 negara, termasuk Malaysia, Perancis, Pakistan, Korea Selatan, Italia, dan Amerika Serikat.
Keberagaman ini menciptakan suasana multikultural yang hangat dan dinamis. Beragam atraksi budaya seperti tarian tradisional, pencak silat, dan pertunjukan musik menghidupkan suasana, sementara dekorasi bernuansa Nusantara dan pencahayaan modern mempercantik area festival.
UMKM Diaspora Torehkan Prestasi Ekonomi
Festival tahun ini menghadirkan 29 tenant dengan total 41 booth, menampilkan kuliner khas seperti sate padang, rendang, mie ayam bakso, pempek, dan es cendol.
Tak hanya itu, UMKM diaspora juga memamerkan produk kecantikan, busana, layanan travel, hingga kerajinan kreatif.
Antusiasme pengunjung mendorong transaksi ekonomi yang mencengangkan. Dalam satu hari, nilai penjualan menembus lebih dari 1 juta Turkish Lira atau sekitar Rp400 juta, menunjukkan bahwa produk kreatif diaspora Indonesia diminati pasar internasional dan memiliki daya saing tinggi.
Diplomasi Budaya dan Cinta Tanah Air
Ketua Pelaksana Pasar Senggol Turkiye 2025, Haritsah Mujahid, menegaskan bahwa festival ini merupakan wujud nyata kontribusi diaspora dalam memperkuat hubungan Indonesia–Turkiye melalui budaya dan ekonomi kreatif.
“Pasar Senggol bukan sekadar bazar, tetapi ruang yang menampilkan identitas Indonesia di tanah rantau. Inilah bentuk cinta kami kepada tanah air dan cara memperkenalkan wajah Indonesia yang penuh warna ke dunia. Budaya menjadi kekuatan diplomasi, sementara ekonomi kreatif membuka kolaborasi tanpa batas,” ujarnya.
Haritsah juga mengapresiasi dukungan KJRI Istanbul, Yayasan Senggol Kreatif Indonesia, serta seluruh tim, sponsor, dan relawan. Ia menyebut kesuksesan festival ini sebagai hasil kerja kolektif dan semangat gotong royong dari diaspora Indonesia di Turkiye.
Gerakan Budaya yang Terus Bertumbuh
Ketua Yayasan Senggol Kreatif Indonesia, Pariani Windana, menambahkan bahwa Pasar Senggol kini berkembang menjadi gerakan budaya yang berdampak luas.
“Sejak awal, tujuan kami adalah menjadikan budaya Indonesia sebagai jembatan diplomasi dan wadah bagi pelaku usaha diaspora untuk berkembang. Kekuatan bangsa terletak pada kemampuannya berbagi nilai, tradisi, dan kreativitas kepada dunia,” tutur Pariani.
Dukungan Pemerintah dan Harapan ke Depan
Konsul Jenderal RI di Istanbul, Darianto Harsono, menyampaikan apresiasi atas inisiatif diaspora yang berhasil memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia secara langsung kepada masyarakat Turkiye.
“Pasar Senggol menjadi contoh konkret bagaimana diaspora berperan sebagai ujung tombak diplomasi budaya dan ekonomi. Acara ini mempererat hubungan kedua negara dan memperluas pemahaman masyarakat internasional tentang Indonesia,” katanya.
Festival Pasar Senggol Turkiye 2025 bukan sekadar perayaan budaya, tetapi cerminan semangat persaudaraan dan kerja sama lintas bangsa.
Melalui kolaborasi diaspora, pelaku UMKM, seniman, dan komunitas budaya, acara ini membuktikan bahwa warisan tradisi Indonesia dapat menjadi kekuatan diplomasi global yang menyatukan dan menggerakkan ekonomi kreatif.