Palestina Mengalami Krisis Kemanusiaan Paling Parah Dalam Sejarah Modern

Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Palestina – Gaza mengalami salah satu krisis kemanusiaan paling parah dalam sejarah modern. Serangan demi serangan yang terus berlangsung telah menyebabkan kehancuran masif terhadap infrastruktur sipil, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah.
Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban jiwa. Mereka yang selamat pun harus bertahan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan—tanpa akses air bersih, makanan layak, listrik, ataupun layanan kesehatan.
Banyak yang kini tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan fasilitas yang sangat terbatas, sementara trauma dan ketakutan terus menghantui kehidupan sehari-hari mereka.
Data dari berbagai lembaga kemanusiaan internasional menunjukkan bahwa lebih dari 70% penduduk Gaza saat ini menghadapi kelaparan ekstrem. Blokade yang terus diperketat telah menghambat masuknya bantuan kemanusiaan secara signifikan.
Persediaan makanan dan obat-obatan menipis dengan cepat, dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak.
Banyak rumah sakit kehabisan pasokan medis dasar dan harus menghentikan layanan darurat, meninggalkan banyak korban luka tanpa perawatan. Di tengah situasi yang sudah sangat parah ini, masyarakat internasional seolah belum menunjukkan langkah yang cukup berarti untuk menghentikan penderitaan di Gaza.
Menanggapi kondisi ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) menyampaikan keprihatinan yang mendalam serta mengecam keras segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil Palestina.
Koordinator PPI Dunia, Marhadi, menyerukan perlunya tindakan konkret dan tegas dari Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan diplomasi kawasan.
“Kami mendesak agar Pemerintah Indonesia segera melakukan pendekatan yang lebih aktif kepada negara-negara Timur Tengah, khususnya Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Qatar, untuk bersama-sama menekan Israel agar membuka pintu-pintu perbatasan Gaza. Akses bagi bantuan kemanusiaan harus segera dibuka tanpa syarat,” tegas Marhadi kepada Jurnalis Kabarbaru.co di Jakarta, Kamis (26/06/2025)
Lebih dari sekadar konflik politik, tragedi di Gaza merupakan pelanggaran nyata terhadap prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). Hak untuk hidup, untuk mendapatkan perlindungan, dan untuk mengakses kebutuhan dasar merupakan hak yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang latar belakang politik atau identitas kebangsaan.
“Dunia tidak boleh menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Palestina,” Sambungnya.
PPI Dunia mengajak seluruh pelajar Indonesia di luar negeri dan masyarakat global untuk menyuarakan solidaritas.
Solidaritas ini tidak cukup hanya dalam bentuk kata-kata, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk aksi nyata-baik melalui penggalangan bantuan, kampanye kesadaran publik, maupun dukungan terhadap langkah diplomatik dan hukum internasional.
“Saat ini bukan saatnya untuk diam. Saatnya kita berdiri bersama rakyat Gaza di Palestina,” pungkas Marhadi.