Pesta Demokrasi 2024

Editor: Ahmad Arsyad

KABARBARU, OPINI-Keputusan Pemerintah dalam menetapkan pesta demokrasi 2024 pada tanggal 14 Februari waktu yang berbarengan dengan Pemilu Legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, serta Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak pada tanggal 27 November. Tentu ini menjadi kabar gembira untuk seluruh warga negara Indonesia dalam menyambut pesta lima tahunan tersebut.

Hari ini kita harus mengakui bahwa semua mata masyarakat akan tertuju pada pesta demokrasi yang akan digelar tanggal, 14 Februari 2024 serta Pilkada serentak 27 November 2024 tersebut.
Bahwa menjelang pesta demokrasi 2024, saatnya masyarakat harus hati hati dalam berkata, berucap, bermedia sosial, dalam segala hal, karena momen politik ini banyak isue-isue yang nantinya akan dimainkan oleh para politisi dengan segala cara untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Menjelang pesta demokrasi lima tahunan ini segala kemungkinan bisa saja terjadi baik secara individu maupun antar kelompok.

Berdasarkan pengamatan dan analisa sosial saya di lapangan bahwa banyak hal yang terjadi dengan beragam kejadian yang akhir-akhir ini terjadi di berbagai wilayah republik ini banyak sekali kejadian-kejadian sosial yang bermuatan provokasi di tengah-tengah hegemoni masyarakat yang bermuara pada isue-isue etnis, suku agama dan ras dan lain-lain. Hal ini perlu kita hindari dan kehati-hatian dalam berkata maupun bermedia sosial.

Dalam pengamatan saya bahwa kejadian-kejadian sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat itu selalu bermuatan provokasi massa yang mengakibatkan terjadinya likes and dislikes when problems occur in the midst of society “suka dan tidak suka ketika terjadi masalah di tengah-tengah masyarakat”.’

Artinya”: Dengan kejadian-kejadian sosial di masyarakat tentu kita punya pengalaman pahit dalam pergelaran pilkada DKI 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019″. Banyak kejadian kejadian sosial yang bisa mengakibatkan perpecahan antar sesama anak bangsa.

Untuk menjaga serta merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tentu kita sebagai anak bangsa atau generasi penerus bangsa harus jeli, cerdas dalam mendeteksi suatu masalah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, sehingga kita mampu mengatasinya tanpa harus memprovokasi orang lain yang menimbulkan terjadinya masalah baru.
We are social of control and agents of change in people’s lives “kita sebagai sosial of control dan agen perubahan di dalam kehidupan masyarakat”. Harus benar-benar jeli dan cerdas dalam menentukan kebenaran kepada masyarakat.

*) Penulis adalah Ripen Rehalat, Sekretaris DPC ASB Jakarta Barat.

*) *) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co