Karawang Jadi Surga Investasi, Warga Lokal Masih Jadi Penonton

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Karawang – Nilai investasi di Kabupaten Karawang terus melesat. Sepanjang 2024, realisasi investasi mencapai Rp68 triliun, melonjak dari Rp42,1 triliun pada 2023. Ironisnya, peningkatan itu tidak sejalan dengan serapan tenaga kerja lokal.
Kepala Disnakertrans Karawang, Rosmalia Dewi, menyebut mayoritas investasi yang masuk bersifat padat modal dan lebih mengandalkan mesin berteknologi tinggi ketimbang tenaga manusia.
“Investasi yang masuk ke Karawang rata-rata padat modal, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada serapan tenaga kerja,” ujarnya, Senin (22/9).
Data Disnakertrans menunjukkan tren penyerapan tenaga kerja stagnan. Semester I 2022 hanya 4.524 orang terserap. Triwulan III 2023 dari 1.934 proyek investasi, tenaga kerja yang terserap hanya 4.314 orang. Sementara Semester I 2025, meski investasi PMDN dan PMA mencapai Rp30,24 triliun, jumlah tenaga kerja terserap baru 12.209 orang.
Padahal, Karawang dikenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Namun, fakta menunjukkan banyak lulusan lokal belum sesuai kebutuhan industri berbasis teknologi tinggi.
Tanpa peningkatan keterampilan yang cepat, tenaga kerja lokal terancam kalah bersaing dengan pekerja luar daerah maupun asing.
Situasi ini memperlihatkan paradoks: investasi triliunan rupiah mengalir, tetapi rakyat Karawang masih jadi penonton. Jika tidak ada perubahan kebijakan, Karawang hanya akan menjadi “surga investasi” bagi pemodal sekaligus “neraka pengangguran” bagi warganya. (Vall)