Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Jembatan atau Lelucon? Warga Buol Geram, Pemerintah Hanya Pandai Meninjau Tanpa Tindakan

IMG-20251021-WA0061
Jembatan Lamadong 2 Buol, Jadi Bahan Lelucon masyarakat .

Jurnalis:

Kabarbaru, Buol – Di Kabupaten Buol, ada satu jembatan yang kini lebih dikenal bukan karena fungsinya, tetapi karena candaan getir rakyatnya. Jembatan Lamadong 2–Guamonial di Kecamatan Momunu telah berubah dari jalur vital menjadi sumber olok-olok publik. Masyarakat menyebutnya “jembatan tinjau”, sebab dari dulu yang datang hanya pejabat dengan rombongan kamera datang hanya untuk meninjau, berpose, berjanji lalu pergi tanpa hasil.

Sudah bertahun-tahun jembatan ini jadi momok bagi warga. Setiap kali melintas, mereka seperti sedang bertaruh nyawa di atas papan-papan lapuk yang bisa patah kapan saja. Namun, di mata pemerintah daerah, penderitaan ini tampak seperti hal biasa. Tak ada perbaikan serius, tak ada progres nyata hanya janji dan wacana yang diulang terus setiap pergantian tahun anggaran.

Jasa Penerbitan Buku

Ironisnya, warga kini menjadikan kondisi itu bahan lelucon pahit.
“Kalau mau lihat pejabat datang foto-foto, tunggu jembatan rusak dulu,” kata salah satu warga sambil tertawa getir.
Humor yang lahir bukan dari tawa bahagia, tetapi dari keputusasaan rakyat yang tak lagi percaya pada omongan penguasa.

Padahal, jembatan Lamadong 2–Guamonial bukan sekadar lintasan biasa. Ia adalah urat nadi ekonomi desa, menghubungkan arus barang, hasil pertanian, akses pendidikan, dan layanan kesehatan antarwilayah. Namun, setiap tahun rakyat dipaksa bersabar di tengah ancaman maut, sementara pemerintah hanya datang meninjau seolah tragedi adalah tontonan rutin.

Jamaludin B. Hamsa, aktivis muda asal Buol, menyebut apa yang terjadi di Lamadong 2–Guamonial adalah bentuk kegagalan moral pemerintah.

“Ini bukan lagi soal jembatan. Ini soal kepedulian dan tanggung jawab. Rakyat sudah berulang kali bersuara, tapi yang datang hanya kamera dan janji. Pemerintah Buol seolah nyaman hidup di tengah keluhan rakyat. Jangan tunggu korban baru sibuk bikin pernyataan bela sungkawa. Nyawa rakyat bukan bahan eksperimen proyek!” tegas Jamal.

Jamal menilai, sikap lamban Pemkab Buol dan Dinas PUPR adalah bentuk nyata dari pemerintahan yang kehilangan empati. Ia menegaskan, rakyat sudah muak dengan pola “tinjau tanpa tindak” yang selalu jadi tradisi birokrasi daerah.

“Mereka datang, meninjau, berfoto, lalu hilang. Setelah itu, sunyi lagi. Apa gunanya pemerintah kalau rakyatnya tetap harus menyeberang di atas jembatan yang nyaris roboh?” ujarnya dengan nada kesal.

Kondisi lapangan menunjukkan kerusakan parah: balok penopang lapuk, beberapa papan hilang, bahkan paku pengikat sudah banyak lepas. Ketika hujan turun, jembatan menjadi licin dan membahayakan pengendara. Anak-anak sekolah terpaksa menyeberang dengan rasa takut, dan mobil angkutan hasil pertanian tak jarang terpaksa memutar jauh karena tak berani melewati jalur tersebut.

Sayangnya, setiap laporan warga berujung dengan jawaban klasik dari pemerintah: “Akan segera ditangani.” Kalimat yang sudah kehilangan makna karena terlalu sering diucapkan tanpa bukti. Kini, jembatan Lamadong 2–Guamonial bukan hanya simbol infrastruktur rusak tetapi simbol kepercayaan rakyat yang juga ikut runtuh.

Jika pemerintah Buol masih menutup mata atas penderitaan ini, maka mereka sedang menggali jurang ketidakpercayaan yang makin dalam. Sebab rakyat Buol sudah tidak butuh lagi pejabat yang pandai berjanji mereka butuh pemimpin yang berani bekerja.

“Sudah cukup jembatan itu jadi panggung foto pejabat. Sekarang waktunya dijadikan bukti kepedulian. Karena kalau pemerintah terus meninjau tanpa bertindak, maka rakyat akan menilai: mereka bukan pemimpin, tapi penonton penderitaan.” Tutupnya.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store