International Conference 2025: Menginspirasi Perubahan Global Melalui Kolaborasi Santri

Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani

Kabarbaru, Jakarta – International Conference Santri Mendunia (ICSM) 2025 sukses diselenggarakan pada 15-20 Januari 2025 di Malaysia, Singapura, dan Thailand, dengan mengusung tema Kolaborasi Santri: Menginspirasi Perubahan, Menjadi Teladan Dunia.

Sebanyak 40 santri dari berbagai pondok pesantren dan universitas di Indonesia menjadi delegasi dari konferensi internasional yang memadukan aspek akademis, spiritual, dan kebudayaan.

Rangkaian program dimulai pada Rabu, 15 Januari 2025, dengan kunjungan edukatif ke Nasyirul Qur’an Putrajaya, Malaysia. Di lokasi percetakan Al-Qur’an terbesar di Malaysia ini, para delegasi menyaksikan langsung proses produksi Al-Qur’an dengan teknologi modern.

Kunjungan dilanjutkan menuju ke Masjid Putra yang mempunyai arsitektur merah muda yang ikonik, dilengkapi pemandangan danau yang membuat masjid ini menjadi sangat megah.

Kunjungan religi pun berlanjut di hari kedua dengan berziarah ke Makam Habib Nuh, di mana delegasi melaksanakan shalat berjamaah dan pembacaan tahlil di sana, sebelum akhirnya kembali ke Kuala Lumpur.

Puncak konferensi digelar pada Jumat, 17 Januari 2025, di Aula Hotel Lazdana, Kuala Lumpur. Acara yang dibuka secara resmi oleh Gus Moh Abdul Aziz Nawawi, M.Pd., Ph.D. ini menghadirkan pembicara yaitu Gus Yusuf Al-Lampungi yang menyampaikan urgensi penguasaan ilmu Nahwu dan Sharaf, serta Dr. Ahmad Fakhrurrazi Mohammed Zabidi, dosen Universiti Kebangsaan Malaysia yang menjelaskan tentang pentingnya mendekatkan diri kepada Rasulullah SAW melalui sholawat, khususnya sholawat Nurul Mubin. Gus Moh Abdul Aziz Nawawi pun memberikan sesi motivasi agar para santri berani bermimpi besar.

Konferensi internasional ini dilanjutkan dengan presentasi artikel ilmiah dari para delegasi, mereka menunjukkan kemampuan berbahasa asing yang mengagumkan, serta diperkuat dengan media visual yang profesional, menciptakan diskusi akademis yang dinamis.

Dewan juri yaitu Gus Moh Abdul Aziz Nawawi dan Gus Yusuf Al-Lampungi mengungkapkan kekaguman mereka atas artikel dan presentasi dari para delegasi.

Nuansa akademis berlanjut dengan delegasi mengunjungi Fakulti Pengajian Islam di Universiti Kebangsaan Malaysia. Pihak Fakulti Pengajian Islam UKM memberikan pengenalan mengenai lingkungan fakultas dan universitasnya itu sendiri, serta informasi mengenai pendaftaran kuliah di Universiti Kebangsaan Malaysia.

Rangkaian acara terus berlanjut pada 18 Januari 2025, delegasi tiba di Hat Yai, Thailand. Bang Awi, tour guide lokal, mengenalkan delegasi dengan kekayaan budaya Thailand, mulai dari sapaan sehari-hari seperti Sawadikhap atau Sawatdi khrap dan Sawadee kha, hingga pengucapan angka dalam bahasa Thailand.

Eksplorasi budaya dilanjutkan dengan delegasi menjelajahi Pasar ASEAN dengan tuk-tuk, dan mencicipi kuliner halal khas Thailand yang ada di sana.

Penutupan rangkaian acara International Conference Santri Mendunia ini digelar di Samila Beach, Songkhla pada Minggu, 19 Januari 2025. Acara penutupan ini diawali dengan sesi forum group discussion membahas isu-isu nasional yang hasilnya dipresentasikan oleh perwakilan setiap kelompok.

Puncak acara penutupan ini berupa pemberian penghargaan delegasi berprestasi: Muhammad Juliansyah Akbar sebagai Best Delegate, Doni Firdaus sebagai Best Presentation, Erni Puspita Sari yang terpilih sebagai Most Outstanding Delegate, sementara Kelompok 2 dan 5 sebagai Best Group.

Program ditutup dengan kunjungan ke Konsulat Republik Indonesia di Songkhla dan kunjungan edukatif ke Sangkhom Islam Wittaya School, sebuah sekolah berbasis Islam di Thailand, yang mana sekolah ini mirip seperti pondok pesantren jika di Indonesia.

Delegasi pun berinteraksi langsung dengan para pengajar, membuka wawasan tentang sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut.

Kembalinya para delegasi ke tanah air tidak hanya membawa pengetahuan dan pengalaman berharga, tetapi juga inspirasi dan semangat baru untuk berkontribusi dalam pembangunan umat dan bangsa.

Kegiatan ini menjadi milestone penting dalam upaya Santri Mendunia mempersiapkan generasi santri yang berwawasan global dengan tetap mengakar pada nilai-nilai pesantren.