Internal Golkar Memanas, Kader Serukan Munaslub Ganti Bahlil Lahadalia

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Jakarta – Gejolak perlawanan terhadap Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mulai berhembus di internal kader.
Itu disuarakan sejumlah kader di grup WhatsApp “Golkar Indonesia”, yang menyatakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Bahlil.
Kekecewaan itu muncul buntut kekisruhan atas keputusan Plt Ketua DPD I Golkar Papua Barat Daya yang secara tiba-tiba memberhentikan enam Ketua DPD II Partai Golkar di wilayah setempat.
“Sudah dimulai. Resmi DPD I mulai melawan instruksi/perintah Ketua Umum DPP Golkar,” tulis anggota grup yang tidak disebutkan namanya.
Dikabarkan, pemberhentian itu dilakukan tanpa alasan jelas dan prosedur organisasi yang sah.
Akibatnya, keenam Ketua DPD II yang diberhentikan itu memilih menempuh jalur hukum.
“Ini bentuk kesewenang-wenangan yang tidak bisa dibiarkan. Kami akan lawan secara hukum, karena ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi serangan terhadap martabat organisasi,” ujar salah satu Ketua DPD II yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (31/5).
Dampaknya, isu konflik itu menyebar di kalangan internal partai, terutama melalui kanal-kanal komunikasi digital seperti WhatsApp.
Para kader yang selama ini diam mulai angkat suara, bahkan menganggap kepemimpiman Bahlil tidak demokratis.
Bahkan, desakan untuk melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mulai menghangatkan internal partai beringin itu.
“Bukan lagi spekulasi. Munaslub bisa terjadi kalau eskalasi ini terus berlanjut,” ujarnya salah seorang pengurus Golkar yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini mencerminkan keretakan yang cukup serius dalam struktur Partai Golkar.
Jika tidak segera ditangani dengan pendekatan dialogis dan taat prosedur, krisis ini berpotensi mengguncang kepemimpinan Bahlil Lahadalia dan berdampak pada konsolidasi partai secara nasional.