Indonesia Utang Lagi, Usai Capai Kesepakatan dengan Asian Development Bank

Jurnalis: Alberto Salim
KABARBARU, INTERNASIONAL – Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman USD150 juta atau setara Rp2,13 triliun untuk mendukung fasilitas yang bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19 dan mengkatalisasi dana publik dan swasta untuk mendukung proyek infrastruktur hijau dan bankable untuk membantu negara guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Berdsarkan laporan, Sustainable Development Goals Indonesia One–Green Finance Facility (SIO-GFF), yang pertama dari jenisnya di Asia Tenggara, bertujuan untuk membiayai setidaknya 10 proyek, dengan setidaknya 70% dari pembiayaan mendukung infrastruktur hijau dan sisanya mendukung SDGs.
Fasilitas tersebut akan merancang proyek-proyek yang bankable untuk menarik dana guna melengkapi pengeluaran publik, termasuk dari sumber swasta, institusi, dan komersial.
Dia mengatakan pinjaman tersebut akan mendorong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan mempercepat pemulihan negara dari pandemi Covid-19 dengan memadati modal dan menciptakan lapangan kerja.
Pinjaman kepada Pemerintah Indonesia akan dipinjamkan kembali kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), atau PT SMI, lembaga pembiayaan infrastruktur milik negara, yang akan mengelola fasilitas tersebut. ADB juga menyetujui bantuan teknis untuk membantu memperkuat kemampuan PT SMI dalam mengimplementasikan fasilitas tersebut dan pada akhirnya memperluas layanan perusahaan untuk mendukung peminjam lain dan mengkatalisasi pendanaan swasta.
Bantuan teknis didanai dengan USD1,2 juta dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia dan USD375.000 dari Dana Khusus Kemitraan Pengembangan Sektor Keuangan Luksemburg.