HP Hilang Jadi Petaka! Founder GYPEM Diteror Penipuan Miliaran Rupiah

Jurnalis: Listiani Safitri
Kabar Baru, Jakarta – Founder Global Youth and Peace Education Movement (GYPEM), Ahmad Qomaruddin, akhirnya buka suara terkait simpang siur informasi yang menyudutkan namanya belakangan ini.
Sosok muda yang dikenal aktif mengampanyekan pendidikan perdamaian ini mengungkapkan bahwa dirinya sedang menghadapi ujian berat.
Ia menjadi korban kejahatan siber terstruktur yang bermula dari hilangnya ponsel (HP) miliknya pada Agustus lalu, yang berujung pada pencatutan namanya dalam kasus penipuan bernilai miliaran rupiah.
Kepada Jurnalis Kababaru.co di Jakarta, Ahmad membeberkan kronologi bagaimana data pribadinya dicuri, dimanipulasi, hingga dijadikan alat kejahatan.
Bantah Terlibat Penipuan Miliaran
Ahmad menyoroti kasus pencatutan nama yang paling merugikan, yakni penipuan finansial. KTP dan identitasnya di gunakan pelaku untuk meyakinkan korban dengan kerugian di taksir mencapai miliaran rupiah.
“Saya tegaskan, saya TIDAK BERTANGGUNG JAWAB atas hutang piutang atau penipuan miliaran rupiah itu. Identitas saya di curi dari HP yang hilang. Tolong masyarakat jangan transfer uang sepeserpun ke nomor asing yang mengaku sebagai saya,” pesannya tegas.
Diintai Lewat Lokasi Instagram (Digital Stalking)
Ahmad juga mengungkap modus pelaku yang memanfaatkan fitur lokasi (geo-tagging) di Instagram untuk meyakinkan para korban.
Ahmad yang saat ini berstatus mahasiswa dan sedang menempuh studi di Yogyakarta, mengakui bahwa pelaku memantau rutinitasnya secara real-time.
“Pelaku tahu persis di mana kos saya dan hotel tempat saya biasa menginap di Jogja karena fitur lokasi Instagram saya sempat aktif. Data lokasi itulah yang di pakai pelaku untuk membuat skenario chat palsu,” jelas Ahmad kepada Jurnalis Kabarbaru di Jakarta, Minggu (07/12/2025).
“Jadi, ketika saya memposting sedang di lokasi A, pelaku membuat chat palsu seolah-olah saya sedang di sana. Ini membuat orang percaya karena lokasinya akurat, padahal saya sedang di intai,” tambahnya.
Luruskan Fakta: Video Perjalanan Dipelintir
Terkait beredarnya video pribadi yang di kaitkan dengan narasi negatif, Ahmad memberikan klarifikasi.
Ia menjelaskan bahwa video tersebut murni adalah dokumentasi perjalanan (traveling) dan aktivitas harian biasa yang di curi pelaku dari arsip percakapan (chat) lama.
“Saya ingin meluruskan faktanya. Video itu adalah dokumentasi perjalanan biasa yang dulu saya kirim ke teman sebagai kabar lokasi. Namun, oleh pelaku, video netral itu di bingkai ulang dengan teks atau narasi yang tidak pantas seolah-olah video itu bermakna lain,” jelasnya.
Menurut Ahmad, manipulasi video perjalanan ini bertujuan untuk menjatuhkan moralnya sebagai seorang pendidik dan penggerak perdamaian.
Serangan Terhadap Ikon Pendidikan Perdamaian
Ahmad menduga serangan bertubi-tubi ini—mulai dari penipuan uang, Deepfake AI suara, hingga manipulasi video—bermotif pembunuhan karakter (character assassination).
Mengingat posisinya sebagai Founder GYPEM. Pelaku sengaja ingin merusak reputasinya.
Ahmad juga meminta maaf jika sempat menghilang karena akun media sosialnya hingga milik keluarganya di retas (hack) secara masif oleh pelaku untuk membungkam klarifikasinya.
“Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada menjaga data pribadi,” tutup Ahmad.
Insight NTB
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
IDN Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







