Desakan Mundur Menguat, Kapolri Dihantam Isu Kepemilikan Saham Anak di PT Position

Jurnalis: Masudi
Kabar Baru, Jakarta – Tekanan publik agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera mundur dari jabatannya semakin menguat. Kritik bukan hanya soal kinerja kepolisian dalam merespons aksi demonstrasi yang marak dalam sepekan terakhir, tetapi juga mulai merambah pada isu-isu lain yang menyeret nama keluarganya.
Aktivis reformasi 1998 sekaligus akademisi, Ubedilah Badrun, menilai bahwa kegagalan Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Sigit sudah terlalu nyata untuk diabaikan. Menurutnya, tindakan represif aparat terhadap mahasiswa dan masyarakat sipil mencederai prinsip demokrasi yang sejak reformasi 1998 coba ditegakkan.
Hal senada disampaikan Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi. Ia menyebut mundurnya Kapolri akan menjadi langkah kesatria sekaligus upaya mengembalikan marwah Polri sebagai institusi yang semestinya berpihak pada rakyat.
Desakan itu semakin keras setelah sejumlah kelompok mahasiswa, termasuk Aliansi Mahasiswa Aceh Tenggara Bersatu, serta beberapa koalisi masyarakat sipil, ikut menekan Presiden Prabowo Subianto agar segera mencopot Kapolri.
Mereka menegaskan, jika Prabowo membiarkan Kapolri bertahan di tengah derasnya kritik publik, hal tersebut hanya akan memperlemah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahannya.
Meski begitu, Presiden Prabowo sejauh ini belum mengambil sikap tegas. Menurut Uchok Sky, sikap diam kepala negara justru memperlihatkan ketidakberanian dalam menghadapi Jenderal Sigit maupun mantan Presiden Joko Widodo yang dinilai masih memiliki pengaruh kuat di lingkaran kekuasaan.
“Prabowo terkesan mengabaikan aspirasi publik dan lebih memilih bertahan di zona nyaman politik,” ujarnya.
Belum selesai persoalan tuntutan mundur, kini muncul isu baru yang semakin membebani Kapolri. Koalisi Save Maba Sangaji di Halmahera Timur mengungkap adanya rumor kepemilikan saham anak Kapolri di PT Position, perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut. Dugaan ini ramai diperbincangkan setelah mencuat kasus kriminalisasi terhadap 11 warga Desa Maba Sangaji.
“Rumor kepemilikan saham anak Kapolri di PT Position sangat kuat terdengar di Halmahera Timur. Masyarakat menduga hal itu berkaitan dengan kriminalisasi 11 warga Maba Sangaji yang menolak aktivitas perusahaan” ungkap Juru Bicara Koalisi Save Maba Sangaji,
Guntur Harahap. Ia menegaskan, isu tersebut berpotensi memperburuk citra kepolisian jika tidak segera diluruskan, Guntur mendesak Kapolri segera memberikan klarifikasi terbuka agar tidak menambah panjang daftar sorotan negatif yang diarahkan kepadanya.
“Kalau rumor ini dibiarkan tanpa penjelasan, publik bisa semakin kehilangan kepercayaan terhadap integritas Polri,” ujarnya.