Baliho Tempat Dugem Berkedok Universitas, HMI: Walikota Malang Sengaja Lakukan Pembiaran

Jurnalis: Hanum Aprilia

Kabar Baru, Malang – Baliho promosi klub malam yang terpajang di Jalan Soekarno-Hatta Kota Malang membuat publik dan kalangan pelajar jadi resah.

Spanduk itu memakai istilah sambutan akademik seolah ditujukan untuk mahasiswa baru, meskipun tujuannya adalah untuk mengiklankan hiburan malam. Banyak yang menyebutnya tak pantas dan merusak citra Malang sebagai Kota Pendidikan.

HMI Cabang Malang menjadi salah satu pihak yang paling vokal menanggapi kontroversi ini. Mereka menilai penggunaan istilah university dan simbol-simbol dunia kampus untuk mempromosikan klub malam adalah tindakan provokatif dan menyesatkan.

“Promosi seperti ini berpotensi merusak moral generasi muda, terutama mahasiswa baru yang baru menapaki dunia perkuliahan,” ujar Ketua Bidang Pendidikan dan Riset HMI Cabang Kota Malang, Fathor Rosi dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnalis Kabarbaru di Malang, Senin (22/09/2025).

Selain menyoroti pihak pengelola klub malam, HMI juga menilai Pemerintah Kota Malang lalai dalam pengawasan. Menurut mereka, izin pemasangan reklame seperti ini seharusnya melalui proses ketat dan tidak lolos begitu saja.

“Pemkot perlu melakukan evaluasi serius agar kasus serupa tidak terulang, karena Malang punya identitas sebagai kota pendidikan yang harus dijaga,” tegasnya.

Pantauan lapangan menunjukkan baliho kontroversial itu kini telah dicopot, menyusul desakan masyarakat dan ramainya protes di media sosial. Kendati demikian, publik menilai pencopotan baliho saja tidak cukup.

Mereka mendorong agar pihak berwenang melakukan pengawasan lebih ketat terhadap semua bentuk promosi yang melibatkan simbol pendidikan demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi pelaku usaha hiburan malam di Malang agar lebih berhati-hati dalam merancang kampanye pemasaran.

Masyarakat berharap insiden ini menjadi pelajaran penting untuk menjaga marwah Malang sebagai pusat pendidikan nasional, tanpa mengorbankan kreativitas promosi yang tetap etis.