Jembatan Ambruk Belum Diperbaiki, Aktivitas Warga Giligenting Lumpuh hingga 2026

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep — Sejak ambruk pada Jumat (5/12), jembatan penghubung di Desa Bringsang, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, hingga kini belum diperbaiki.
Kondisi tersebut membuat akses utama masyarakat dari empat desa lumpuh, terutama bagi kendaraan roda empat.
Solusi sementara, warga setempat membangun jembatan darurat dari kayu yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Sementara kendaraan roda empat terpaksa memutar melalui jalur alternatif yang jaraknya cukup jauh.
“Jembatan ini akses utama masyarakat dari empat desa. Kalau roda dua masih bisa lewat jalan alternatif, tapi kendaraan roda empat kasihan, harus mencari jalur lain yang cukup jauh,” ujar Mas Ari, warga Desa Bringsang, Senin (22/12).
Dorongan agar pemerintah daerah segera melakukan perbaikan terus disuarakan warga. Pasalnya, akses tersebut memiliki peran vital dalam aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat sehari-hari.

Kepala Desa Bringsang, Ahmad Muzakki, mengatakan pihaknya telah berulang kali melakukan koordinasi dengan berbagai pihak guna mempercepat perbaikan jembatan yang menjadi kewenangan kabupaten itu.
“Hingga saat ini kami terus berkoordinasi dengan Pemkab melalui dinas terkait, termasuk Komisi III DPRD Sumenep. Kami meminta agar pembangunan ulang jembatan ini bisa dipercepat,” kata Muzakki.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep, Slamet Supriyadi, menjelaskan bahwa awalnya terdapat dua opsi penanganan, yakni pembangunan jembatan darurat atau pembangunan jembatan permanen.
Namun, berdasarkan hasil perhitungan teknis, biaya pembangunan jembatan darurat dinilai cukup besar.
“Kalau jembatan darurat, total anggarannya kurang lebih sekitar Rp60 juta. Karena anggarannya cukup besar, akhirnya Bupati lebih setuju langsung membangun jembatan permanen pada tahun 2026,” ujar Slamet.
Ia menambahkan, anggaran pembangunan jembatan permanen tersebut direncanakan bersumber dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) dalam APBD tahun 2026.
Meski demikian, Slamet mengaku belum bisa memastikan kapan proses pembangunan akan dimulai.
“Untuk kepastiannya masih menunggu. Yang jelas di tahun 2026, karena anggarannya nanti baru masuk ke kami,” jelasnya.
Ia memahami kekecewaan masyarakat yang harus menunggu cukup lama akibat terputusnya akses tersebut. Namun, menurutnya, pemerintah daerah juga terikat pada mekanisme anggaran.
“Kalau anggarannya belum ada, mau bagaimana lagi. Jembatan ini ambruknya juga tidak terduga, jadi kami juga dalam posisi sulit,” tuturnya.
Atas kondisi itu, Slamet mewakili Pemerintah Kabupaten Sumenep menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bringsang dan sekitarnya.
“Kami mohon maaf karena target anggaran di tahun 2025 belum bisa direalisasikan. Namun di tahun 2026 kami siap melaksanakan pembangunan jembatan permanen,” ucapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk bersabar sembari menunggu proses pembangunan dilakukan.
“Untuk sementara, masih ada jalan alternatif atau jalan pintas yang bisa dimanfaatkan,” pungkasnya
Insight NTB
Daily Nusantara
Suara Time
Kabar Tren
Portal Demokrasi
IDN Vox
Lens IDN
Seedbacklink







