Reformasi Birokrasi Bone Bolango: Antara Tekad Perubahan dan Bayang-bayang Kepentingan

Jurnalis: Redaksi Kabarbaru
Penulis : Jamaludin B. Hamsa – Sekretaris Umum HMI Cabang Persiapan Bone Bolango
Kabarbaru, Bone Bolango — Langkah Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, melantik 24 pejabat pimpinan tinggi pratama, termasuk di antaranya 16 pejabat yang mengalami rotasi jabatan, menandai babak baru dalam dinamika reformasi birokrasi di daerah ini. Namun, sebagaimana sejarah selalu mengajarkan, setiap langkah perubahan menyimpan dua sisi: satu sisi harapan akan kemajuan, dan sisi lain kekhawatiran terhadap reproduksi pola lama.
Pelantikan ini, yang diklaim sebagai bagian dari upaya menata struktur pemerintahan agar lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pembangunan daerah, tentu patut diapresiasi. Namun di balik seremonial itu, ada pertanyaan mendasar: apakah rotasi dan pengisian jabatan ini benar-benar mencerminkan semangat reformasi birokrasi yang bersih dan berbasis meritokrasi, atau hanya pergantian posisi yang tetap berpijak pada kalkulasi politik dan loyalitas pribadi?
Sebagai organisasi yang lahir dengan misi besar. Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menempatkan diri bukan sekadar sebagai penonton, tetapi sebagai bagian dari agen sosial kontrol yang wajib mengawal arah kebijakan publik.
HMI Cabang Persiapan Bone Bolango melihat, reformasi birokrasi sejati tidak berhenti pada rotasi pejabat, tetapi harus menyentuh jantung sistem: mentalitas aparatur, etika pelayanan publik, dan komitmen pada nilai integritas. Jika 24 pejabat baru ini tidak dibekali kesadaran baru untuk melayani rakyat, maka reformasi ini hanya akan menjadi kosmetik administratif—indah di luar, rapuh di dalam.
Kondisi birokrasi Bone Bolango beberapa tahun terakhir menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah: tata kelola keuangan yang belum optimal, koordinasi antarperangkat daerah yang lemah, serta lambannya respons terhadap persoalan publik di bidang pertanian, pendidikan, dan infrastruktur dasar. Dalam konteks itu, rotasi 16 pejabat publik dan pengangkatan pejabat baru seharusnya dimaknai sebagai momentum pembaruan nilai, bukan sekadar redistribusi kekuasaan di lingkaran pemerintahan.
Sebagai organisasi kader, HMI memahami bahwa perubahan memerlukan disiplin moral, nalar rasional, dan keberanian untuk menegakkan nilai di tengah arus kepentingan. Sebagai organisasi perjuangan, HMI juga menyadari bahwa reformasi birokrasi adalah medan juang kebangsaan yang menentukan kualitas pelayanan negara terhadap rakyat.
Kami menegaskan: reformasi birokrasi yang hanya berhenti pada pelantikan pejabat adalah reformasi yang setengah hati. Bone Bolango membutuhkan aparatur yang berani bekerja di luar zona nyaman, yang menjadikan jabatan bukan sumber kehormatan, melainkan ladang pengabdian.
Kini, tanggung jawab besar ada di pundak Bupati Ismet Mile dan jajaran yang baru dilantik. Mereka ditantang bukan hanya untuk bekerja cepat, tapi juga bekerja benar dengan nurani, dengan dedikasi, dan dengan kejujuran.
HMI Cabang Persiapan Bone Bolango akan terus menjalankan perannya sebagai pengingat dan pengawal moral pemerintahan daerah. Sebab kami percaya, reformasi birokrasi bukan sekadar mengganti wajah, tetapi membangun watak baru. Birokrasi yang melayani, bukan dilayani; yang bekerja dengan hati, bukan dengan kepentingan.
Dan di situlah perjuangan kami berpijak — demi Bone Bolango yang bersih, berdaya, dan bermartabat.