Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Khofifah Teken MoU dengan Provinsi Lampung
Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Lampung.
MoU berisi kerja sama di bidang pertanian, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan kesehatan hewan, perkebunan, perindustrian dan perdagangan tersebut ditandatangani langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Mahan Agung Lampung.
Kerjasama antar provinsi tersebut juga menyasar penguatan kelembagaan serta pengembangan Koperasi dan UMKM, investasi dan penanaman modal, pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia dan beberapa bidang lainnya.
Usai penandatanganan MoU, dilanjutkan dengan penandatanganan naskah Perjanjian Kerja Sama antara Kepala Organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Kepala Organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.
Dimana di dalamnya berisikan tentang fasilitasi pengembangan sektor industri dan perdagangan, fasilitasi pengembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan, fasilitasi pengembangan peternakan dan kesehatan hewan dan fasilitasi peningkatan dan pengembangan sumber daya perkebunan, yang ditandatangani oleh masing-masing Kepala Perangkat Daerah.
Usai menyaksikan penandatangan kerjasama antar kedua provinsi, Gubernur Khofifah menyampaikan, kerjasama tersebut merupakan upaya penguatan kembali terhadap potensi andalan dan unggulan yang dimiliki kedua provinsi.
“Masing-masing kita memiliki potensi andalan dan unggulan terutama peternakan, pertanian, perkebunan dan tentu industri khususnya industri pengolahan dan perdagangan. Kalau kita bangun strong partnership, akan banyak yang kita persembahkan bagi percepatan pembangunan bagi negeri ini,” ungkap Khofifah (31/1/22).
Khofifah mengatakan bahwa salah satu bidang yang dikerjasamakan yaitu pengembangan sektor peternakan.
“Kerjasama ini diharapkan bisa mendorong terwujudnya swasembada daging,” tambahnya.
Khofifah melanjutkan, Provinsi Jawa Timur ditunjang dengan keberadaan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) di Malang Jawa Timur milik Kementerian Pertanian.
Efektivitasnya dapat dirasakan manfaatnya cukup maksimal, begitu juga bagi Provinsi Lampung bisa belajar di BBIB ini.
Khofifah meyakini kerjasama yang dilakukan antara Jatim dan Lampung ini mampu mendorong terwujudnya swasembada daging. Terlebih, lanjut dia, kebutuhan daging di pasar luar cukup besar.
Diantaranya, Brunei Darussalam, Dubai, Qatar dan beberapa negara di Timur Tengah lainnya.
“Ada BBIB Kementan di Jatim, balai besar insemnisasi buatan ini besar sekali manfaatnya. Kalau di Lampung dan beberapa provinsi lain menggenjot kuantitas populasi sapi potong, saya rasa Indonesia bisa segera swasembada daging, tidak hanya itu kita akan bisa menjadi eksportir. Dalam 3 hingga 4 tahun ke depan, jika diseriusi oleh beberapa provinsi tentu dalam komando Kementan dalam hitungan saya kedepan kita tidak hanya swasembada tapi menjadi pengekspor daging,” imbuh Khofifah.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, Khofifah menerangkan bahwa angka populasi sapi di Jawa Timur per tahun 2021 mencapai 4,93 juta ekor, semantara pada tahun 2020 berjumlah 4,8 juta ekor.
Sedangkan untuk provinsi lain diposisi kedua berjumlah 1,8 juta ekor.
“Ini potensi yang sangat kasat mata, kita memiliki SDM untuk mewujudkan itu, pakan ternak cukup, kultur beternak cukup kuat, maka dengan peta yang ada, saya rasa Pak Gubernur Lampung serta Gubernur Provinsi lainnya bisa melakukan komunikasi dengan tim yang bisa membantu bagaimana percepatan memberikan perluasan beternak sapi potong seperti yang saat ini cukup sukses di Jawa Timur,” ujarnya.
Menurut Khofifah, meski Jawa Timur tercatat sebagai produsen sapi perah terbesar, namun ternyata masih belum bisa mencukupi secara keseluruhan. Masih ada bahan baku susu yang masih mengimpor.
“Ini marketnya luar biasa. Khusus ternak sapi baik potong maupun perah, Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat besar. Baik ketersediaan bahan pakan ternak, kultur beternak serta kedekatan geografis dengan Banten dan Jakarta. Kita bersama-sama bisa memberikan dedikasi terbaik bagi negeri melalui sektor peternakan sapi ini. Tidak hanya bisa mewujudkan swasembada daging, sekaligus kita bisa mengekspor,” jelasnya.
Di sektor pertanian dan perkebunan, tambah Khofifah, dirinya menyampaikan telah berdiskusi dengan Gubernur Lampung utamanya terkait produksi jagung, kopi, kakau dan sebagainya.
Diharapkan, usai MoU tersebut akan dilakukan berbagai upaya percepatan untuk menggenjot hasil perkebunan, pertanian dan peternakan kedua wilayah.
Diakhir, Gubernur Jawa timur tersebut menyebutkan bahwa MoU ini semata adalah ikhtiar untuk kesejahteraan masyarakat Jawa timur.
“Semua ini kami lakukan untuk kesejahteraan masyarakat Jawa timur, tentu itu adalah tujuan utama kami sebagai gubernur. Saya yakin bapak gubernur Lampung juga mempunyai niat yang sedemikian rupa,” tutur Khofifah.
“Semoga kerjasama ini dapat terjalin dengan baik dan dapat kita kerjakan semaksimal mungkin,” pungkas Gubernur perempuan pertama di Jawa timur tersebut.
Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, kerjasama antar kedua provinsi ini merupakan kerjasama yang saling menguntungkan dan membutuhkan.
“Saya mengenal cukup lama beliau (Gubernur Khofifah), sudah berapa kali kami menginisiasi kerjasama, Alhamdulilah terwujud, ternyata kita saling membutuhkan. Saya ingin kedepan kita kerjasama ternak yang tujuannya untuk kesejahteraan rakyat,” kata Gubernur Lampung.
Tak hanya disektor pertanian, perkebunan dan peternakan, Gubernur Arinal juga menginginkan kerjasama antara Jatim dan Lampung ialah pada pengembangan budidaya bawang merah.
“Kita kompak kerja, dan kita bicarakan. Karena fluktuasi harga bawang merah tidak menentu dan membuat geleng kepala. Tidak hanya itu, kami juga akan ke Jawa Timur untuk meninjau sektor Pariwisata yaitu Jatim Park. Agar bisa kami aplikasikan disini, nanti kita lihat mana yang pembiayaannya cukup untuk ditiru dari Jatim Park 1 hingga 4,” terang Gubernur Lampung.